tag:blogger.com,1999:blog-79374229806529915582024-02-21T11:45:49.684+07:00Makalah InformasiSemua Tentang Informasi, Komputer, Berita dan Artikelrizkihttp://www.blogger.com/profile/05542932377585021292noreply@blogger.comBlogger158125tag:blogger.com,1999:blog-7937422980652991558.post-9998722919663796942016-08-24T14:23:00.000+07:002016-08-24T14:23:02.835+07:00Pempek Palembang<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3ppCEKS1HZucskwa62Qpw0x1zVr8lCn2xTJ2A_hBdBG0m-FIkmVa_xWKrT8t7IaPlUQpH9XUMOi83ntTMtNTrc2wb-w42DSvKL160YV_avajO3NBpTvzv1zaTFgQ9vAfmkDqiq_viHZk/s1600/PEMPEK-DINDA.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="163" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3ppCEKS1HZucskwa62Qpw0x1zVr8lCn2xTJ2A_hBdBG0m-FIkmVa_xWKrT8t7IaPlUQpH9XUMOi83ntTMtNTrc2wb-w42DSvKL160YV_avajO3NBpTvzv1zaTFgQ9vAfmkDqiq_viHZk/s320/PEMPEK-DINDA.png" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<b>Pempek Dinda Online</b> adalah pempek Palembang online yang berlokasi di Palembang sumatera selatan. kami menggunakan daging ikan gabus sebagai bahan dasar pempek. kami membuat pempek tanpa pewarna (pemutih) dan tanpa pengawet. untuk pemesanan silahkan kunjungi <b><a href="http://www.pempekdinda.com/" target="_blank">Pempek Dinda Online</a></b><br />
<br />
<br />rizkihttp://www.blogger.com/profile/05542932377585021292noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7937422980652991558.post-89419632682223837302014-03-04T09:11:00.003+07:002014-04-15T21:55:16.426+07:00Penerimaan AMG 2014/2015<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><u>Penerimaan AMG 2014/2015</u></b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: large;"> </span>Penerimaan <a href="http://www.amg.ac.id/" target="_blank">AMG</a><a href="http://makalah-informasi.blogspot.com/2012/02/penerimaan-taruna-baru-akademi.html" target="_blank"> ( <i><u>Akademi Meteorologi dan Geofisika</u></i> )</a>Tahun Ajar 2014/2015 </div>
<div style="text-align: left;">
Berikut pengumuman yang saya kutip dari web aslinya :</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
No. 074/DL.004/II/AMG-2014</div>
<div style="text-align: center;">
TENTANG :</div>
<div style="text-align: center;">
PENERIMAAN TARUNA BARU</div>
<div style="text-align: center;">
AKADEMI METEOROLOGI DAN GEOFISIKA TAHUN AKADEMIK 2014/2015</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<b>Akademi Meteorologi dan Geofisika (AMG)</b>, pada Tahun Akademik 2014 / 2015 menerima para pemuda / pemudi Warga Negara Indonesia untuk dididik menjadi Taruna<span style="color: #f1c232;"> Akademi Meteorologi dan Geofisika</span> dengan ketentuan sebagai berikut :<br />
<br />
<br />
<b>A. PROGRAM / JURUSAN.</b><br />
1. Program Diploma III, setara dengan tingkat ahli madya, dengan gelar Ahli Madya (A.Md)<br />
jurusan <i>Meteorologi</i>,<br />
jurusan <i>Klimatologi</i>,<br />
jurusan <i>Geofisika</i><br />
jurusan <i>Instrumentasi</i><br />
<br />
2. Program Diploma IV, setara dengan tingkat sarjana, dengan gelar Sarjana Sains Terapan (S.S.T)<br />
Merupakan program lanjutan yang diperuntukkan bagi mereka yang telah menyelesaikan program Diploma III dengan indeks prestasi yang dipersyaratkan.<br />
<br />
<br />
<b>B. PERSYARATAN CALON TARUNA:</b><br />
<b></b><br />
<br />
<a name='more'></a>1. Pria/Wanita, warga negara Indonesia, sehat jasmani dan rohani, tidak buta warna, tidak berkacamata.<br />
2. Umur tidak kurang dari 17 tahun dan tidak lebih dari 23 tahun pada tanggal 1 September 2014 ( lahir setelah tanggal 31 Agustus 1991 sebelum tanggal 31 Agustus 1997).<br />
3. Belum menikah dan bersedia tidak menikah selama pendidikan.<br />
4. Bebas narkoba.<br />
5. Lulus atau akan Lulus SMA/Madrasah Aliyah (MA) jurusan IPA, atau SMK dengan kompetensi keahlian Teknik Elektronika Industri, Teknik Mekatronika, Teknik Jaringan Akses, Teknik Transmisi Telekomunikasi, Rekayasa Perangkat Lunak atau Teknik Komputer dan Jaringan.<br />
6. Lulusan SMK dengan kompetensi keahlian pada No. 5 tersebut hanya dapat mendaftar untuk jurusan Instrumentasi. Kompetensi keahlian selain tersebut pada no. 5 tidak akan diterima.<br />
7. Nilai Kognitif untuk Fisika, Matematika dan Bahasa Inggris di Klas XI semester 2 dan Klas XII semester 1 masing-masing minimal 70 (bukan hasil pembulatan atau hasil rata-rata).<br />
8. Tidak sedang menjalankan ikatan dinas dengan instansi lain.<br />
9. Tinggi badan minimal 163 cm untuk pria, dan 156 cm untuk wanita dengan berat badan seimbang.<br />
10. Bersedia bekerja di <b>Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika</b> sesuai ketentuan yang berlaku sejak dinyatakan lulus pendidikan, dan bersedia ditempatkan di mana saja di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia<br />
<br />
tag :<a href="http://ptb.amg.ac.id/" target="_blank"> <i>ptb.AMG</i></a><br />
<i> <u> STTMKG</u></i><br />
<i> Perguruan Tinggi Kedinasan</i><br />
<i> Sekolah Gratis</i><br />
<i> PNS</i><br />
<i> Pegawai Negri Sipil</i><br />
<i> CPNS</i><br />
<i> <a href="http://bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Main.bmkg" target="_blank">BMKG</a></i><br />
<i> Sekolah BMKG</i><br />
<br />
rizkihttp://www.blogger.com/profile/05542932377585021292noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-7937422980652991558.post-69585693356846071282013-11-26T17:08:00.000+07:002014-04-15T22:01:34.154+07:00Sebaris Nasehat Untukmu...Saudariku Muslimah<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">#Sebaris Nasehat Untukmu...Saudariku Muslimah#</span></div>
<div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="https://fbcdn-sphotos-e-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn2/s720x720/970619_380889465354025_1491171184_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://fbcdn-sphotos-e-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn2/s720x720/970619_380889465354025_1491171184_n.jpg" width="214" /></a></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /><i><b>Hijabku adalah kehormatanku</b></i>, tanpa hijab itu maka kehormatan itu tidak ada padaku, aku laksana <b>telanjang</b> <u>meski</u> <b><u>aku telah memakai pakaian</u></b>, <u>meski</u><i><b> telah berjilbab gaul</b></i>, sama <b><i><u>saja tetap telanjang tanpa hijabku yang syar'iy.</u></i></b><br /><br /><b><i>Hijabku bukanlah tontonan,</i></b> bukan barang yang akan aku pamerkan, maka hijabku itu tidak bermotif-motif atau bergaya-gaya agar terlihat modis dan menawan, hijabku itu menyembunyikan diriku dari pandangan manusia, bukan malah menarik perhatian mereka, hijabku melindungi aku dari bahaya dan keburukan pandangan manusia, insyaAllah aku akan selalu aman dengannya.<br /><br /><b><i>Hijabku bukanlah mengikuti trend yang sedang berkembang</i></b>, yang hari ini dipakai kemudian besok dilepas, hijabku adalah ketaatanku kepada Allah Ta'ala, sebagai bukti ketundukan dan cintaku kepadaNya.<br /><br /><b><i>Hijabku bukan barang eksperimen dan kreativitas,</i></b> yang didesain begini dan begitu untuk inovasi dalam </span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">berhijab, telah ada suri tauladan yang baik, para ummahatul mu'minin radhiyallahu 'anha dalam mengenakannya.<br /><br /><b>Hijabku bukan perhiasan bagiku</b>,<i><u> yang kemudian aku berbangga memakainya namun berfoto-foto dan menyebarkan foto itu ke khalayak ramai, agar dilihat diriku telah berhijab, padahal aku telah berusaha menutupi diriku, </u></i><b>wallahul musta'an.</b><br /><br /><i><b>Hijabku bukan untuk berbangga diri dengan membentuk segala "geng" hijabers </b></i>atau yang lainnya. <b>Meski aku bangga memakainya</b>,<u> itu kebanggaanku sebagai seorang <b>muslimah</b>.</u><br /><br /><i><b>Hijabku bukanlah tanda eksklusifitas diriku</b></i>, aku tetap menjaga pergaulanku dengan tetanggaku dengan pergaulan yang baik, menyampaikan salam kepada mereka dan membantu jika mereka membutuhkan aku, dengan hijabku aku memberikan rasa aman kepada mereka bahwa aku bukanlah penggemar ghibah dan namimah, dengan hijabku aku berusaha menasihati dan memberikan contoh akan kemuliaan Islam bagi pemeluknya.<br /><br /><b><i>Hijabku bukanlah barang yang menakutkan</i>,</b> bukan citra kekerasan, namun didalamnya terdapat ketaatan dan keikhlasan dalam menjalankan perintah Rabb-ku, mutiara yang indah berkilau hanya ditemukan di dalam cangkang kerang yang gelap di dasar lautan, emas dan permata hanya di temukan di kedalaman tanah yang gelap gulita.<br /><br />Dibalik hijab yang tebal dan gelap itu terdapat cinta kepadamu wahai saudari-saudariku, cinta karena Allah, maka aku tidak ridha engkau mengumbar auratmu demi mendapatkan secuil pandangan kagum yang hina dan penuh syahwat, atau sedikit pujian licik penuh kepalsuan.<br /><br />Hijabku senantiasa selalu bersamaku ketika aku keluar dari istanaku, jika memang aku harus keluar dan tidak ada yang mewakili aku, hijabku memerintahkan kepada semua mata lelaki yang bukan mahramku, agar mereka mengalihkan pandangan mereka dariku, tundukkan pandangan itu, aku bukanlah milikmu, bertaqwalah kepada Allah dan berpalinglah dariku.<br /><br />*Andi Abu Hudzaifah Najwa*<br /><br /><a href="http://www.google.co.id/" target="_blank">Sumber Gambar</a></span></div>
rizkihttp://www.blogger.com/profile/05542932377585021292noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7937422980652991558.post-81968284401927334082013-09-29T09:23:00.002+07:002013-12-31T10:34:17.558+07:00Zainab binti Jahsy radhiallaahu ‘anha<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span>
<h2 style="text-align: center;">
<span style="color: #f3f3f3;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Zainab binti Jahsy radhiallaahu ‘anha</span></span></span></h2>
<h2>
<span style="color: white;"></span></h2>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /><br />Pernikahan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam dengan Zainab binti Jahsy didasarkan pada perintah Allah sebagai jawaban terhadap tradisi jahiliah. Zainab binti Jahsy adalah istri Rasulullah yang berasal dan kalangan kerabat sendiri. Zainab adalah anak perempuan dan bibi Rasulullah, Umaimah binti Abdul Muththalib. Beliau sangat mencintai Zainab.<br /><b><br /><span style="color: #f3f3f3;">Nasab dan Masa Pertumbuhannya</span></b></span><br />
<a name='more'></a><br />
Nama lengkap Zainab adalah Zainab binti Jahsy bin Ri’ab bin Ya’mar bin Sharah bin Murrah bin Kabir bin Gham bin Dauran bin Asad bin Khuzaimah. Sebelum menikah dengan Rasulullah, namanya adalah Barrah, kemudian diganti oleh Rasulullah menjadi Zainab setelah menikah dengan beliau. Ibu dari Zainab bernama Umaimah binti Abdul-Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushai. Zainab dilahirkan di Mekah dua puluh tahun sebelurn kenabian. Ayahnya adalah Jahsy bin Ri’ab. Dia tergolong pernimpin Quraisy yang dermawan dan berakhlak baik. Zainab yang cantik dibesarkan di tengah keluarga yang terhormat, sehingga tidak heran jika orang-orang Quraisy rnenyebutnya dengan perempuan Quraisy yang cantik.<br />
<br />
Zainab termasuk wanita pertarna yang memeluk Islam. Allah pun telah menerangi hati ayah dan keluarganya sehingga memeluk Islam. Dia hijrah ke Madinah bersama keluarganya. Ketika itu dia masih gadis walaupun usianya sudah layak menikah.<br />
<b><br />Pernikahannya dengan Zaid bin Haritsah</b><br />
<br />
Terdapat beberapa ayat A1-Qur’an yang mernerintahkan Zainab dan Zaid melangsungkan pernikahan. Zainab berasal dan golongan terhormat, sedangkan Zaid bin Haritsah adalah budak Rasulullah yang sangat beliau sayangi, sehingga kaum muslimin menyebutnya sebagai orang kesayangan Rasulullah. Zaid berasal dari keluarga Arab yang kedua orang tuanya beragama Nasrani. Ketika masih kecil, dia berpisah dengan kedua orang tuanya karena diculik, kemudian dia dibeli oleh Hakam bin Hizam untuk bibinya, Khadijah binti Khuwailid r.a., lalu dihadiahkannya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam.<br />
<br />
Ayah Zaid, Haritsah bin Syarahil, senantiasa mencarinya hingga dia mendengar bahwa Zaid berada di rumah Rasulullah. Ketika Rasulullah menyuruh Zaid memilih antara tetap bersama beliau atau kembali pada orang tua dan pamannya, Zaid berkata, “Aku tidak menginginkan mereka berdua, juga tidak menginginkan orang lain yang engkau pilihkan untukku. Engkau bagiku adalah ayah sekaligus paman.” Setelah itu, Rasulullah mengumumkan pembebasan Zaid dan pengangkatannya sebagai anak. Ketika Islam datang, Zaid adalah orang yang pertama kali memeluk Islam dari kalangan budak. Dia senantiasa berada di dekat Nabi, terutama setelah dia rneninggalkan Mekah, sehingga beliau sangat mencintainya, bahkan beliau pernah bersabda tentang Zaid,<br />
<br />
“Orang yang aku cintai adalah orang yang telah Allah dan aku beri nikmat. (HR. Ahmad)<br />
<br />
Allah telah memberikan nikmat kepada Zaid dengan keislamannya dan Nabi telah memberinya nikmat dengan kebebasannya. Ketika Rasulullah hijrah ke Madinah, beliau mempersaudarakan Zaid dengan Hamzah bin Abdul Muththalib. Dalam banyak peperangan, Zaid selalu bersama Rasulullah, dan tidak jarang pula dia ditunjuk untuk menjadi komandan pasukan. Tentang Zaid, Aisyah pernah berkata, “Rasulullah tidak mengirimkan Zaid ke medan perang kecuali selalu menjadikannya sebagai komandan pasukan, Seandainya dia tetap hidup, beliau pasti menjadikannya sebagai pengganti beliau.”<br />
<br />
Masih banyak riwayat yang menerangkan kedudukan Zaid di sisi Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam.. Sesampainya di Madinah beliau meminang Zainab binti Jahsy untuk Zaid bin Haritsah. Semula Zainab membenci Zaid dan menentang menikah dengannya, begitu juga dengan saudara laki-lakinya. Menurut mereka, bagaimana mungkin seorang gadis cantik dan terhormat menikah dengan seorang budak? Rasulullah menasihati mereka berdua dan menerangkan kedudukan Zaid di hati beliau, sehingga turunlah ayat kepada mereka:<br />
<br />
“Dan tidaklah patut bagi laki -laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.“ (Q.S. Al-Ahzab: 36)<br />
<br />
Akhirnya Zainab menikah dengan Zaid sebagai pelaksanaan atas perintah Allah, meskipun sebenarnya Zainab tidak menyukai Zaid. Melalui pernikahan itu Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam. ingin menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan di antara manusia kecuali dalam ketakwaan dan amal perbuatan mereka yang baik. Pernikahan itu pun bertujuan untuk menghilangkan tradisi jahiliah yang senang membanggakan diri dan keturunan. Akan tetapi, Zainab tetap tidak dapat menerima pernikahan tersebut karena ada perbedaan yang jauh di antara mereka berdua. Di depan Zaid, Zainab selalu membangga-banggakan dirinya sehingga menyakiti hati Zaid. Zaid menghadap Rasulullah untuk mengadukan perlakukan Zainab terhadap dirinya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. menyuruhnya untuk bersabar, dan Zaid pun mengikuti nasihat beliau. Akan tetapi, dia kembali menghadap Rasulullah dan menyatakan bahwa dirinya tidak mampu lagi hidup bersama Zainab.<br />
<br />
Mendengar itu, beliau bersabda, “Pertahankan terus istrimu itu dan bertakwalah kepada Allah.” Kemudian beliau mengingatkan bahwa pernikahan itu merupakan perintah Allah. Beberapa saat kemudian turunlah ayat, “Pertahankan terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah.” Zaid berusaha menenangkan din dan bersabar, namun tingkah laku Zainab sudah tidak dapat dikendalikan, akhirnya terjadilah talak. Selanjutnya, Zainab dinikahi Rasulullah.<br />
<br />
Prinsip dasar yang melatarbelakangi pernikahan Rasulullah dengan Zainab binti Jahsy adalah untuk menghapuskan tradisi pengangkatan anak yang berlaku pada zaman jahiliah. Artinya, Rasulullah ingin menjelaskan bahwa anak angkat tidak sama dengan anak kandung, seperti halnya Zaid bin Haritsah yang sebelum turun ayat Al-Qur’an telah diangkat sebagai anak oleh beliau. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,<br />
<br />
“Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka,’ itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggillah mereka sebagai) saudara-saudara seagama dan maula-maulamu.” (QS. Al-Ahzab:5)<br />
<br />
Karena itu, seseorang tidak berhak mengakui hubungan darah dan meminta hak waris dan orang tua angkat (bukan kandung). Karena itulah Rasulullah menikahi Zainab setelah bercerai dengan Zaid yang sudah dianggap oleh orang banyak sebagai anak Muhammad. Allah telah menurunkan wahyu agar Zaid menceraikan istrinya kemudian dinikahi oleh Rasulullah. Pada mulanya Rasulullab tidak memperhatikan perintah tersebut, bahkan meminta Zaid mempertahankan istrinya. Allah memberikan peringatan sekali lagi dalam ayat:<br />
<br />
“Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya, ‘Tahanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah, ‘sedang kamu menyembunyikan dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah- lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) istri-istri anak- anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluan daripada istrinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi.“ (QS. Al-Ahzab:37)<br />
<br />
Ayat di atas merupakan perintah Allah agar Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam. menikahi Zainab dengan tujuan meluruskan pemahaman keliru tentang kedudukan anak angkat.<br />
<br />
<span style="color: #f3f3f3;"><b>Menjadi Ummul-Mukminin</b></span><br />
<br />
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. mengutus seseorang untuk mengabari Zainab tentang perintah Allah tersebut. Betapa gembiranya hati Zainab mendengar berita tersebut, dan pesta pernikahan pun segera dilaksanakan serta dihadiri warga Madinah.<br />
<br />
Zainab mulai memasuki rurnah tangga Rasulullah dengan dasar wahyu Allah. Dialah satu-satunya istri Nabi yang berasal dan kerabat dekatnya. Rasulullah tidak perlu meminta izin jika memasuki rumah Zainab sedangkan kepada istri-istri lainnya beliau selalu meminta izin. Kebiasaan seperti itu ternyata menimbulkan kecemburuan di hati istri Rasul lainnya.<br />
<br />
Orang-orang munafik yang tidak senang dengan perkembangan Islam membesar-besarkan fitnah bahwa Rasulullah telah menikahi istri anaknya sendiri. Karena itu, turunlah ayat yang berbunyi,<br />
<br />
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi…. “ (Qs. Al-Ahzab: 40)<br />
<br />
Zainab berkata kepada Nabi, “Aku adalah istrimu yang terbesar haknya atasmu, aku utusan yang terbaik di antara mereka, dan aku pula kerabat paling dekat di antara mereka. Allah menikahkanku denganmu atas perintah dan langit, dan Jibril yang membawa perintah tersebut. Aku adalah anak bibimu. Engkau tidak memiliki hubungan kerabat dengan mereka seperti halnya denganku.” Zainab sangat mencintai Rasulullah dan merasakan hidupnya sangat bahagia. Akan tetapi, dia sangat pencemburu terhadap istri Rasul lainnya, sehingga Rasulullah pernah tidak tidur bersamanya selama dua atau tiga bulan sebagai hukuman atas perkataannya yang menyakitkan hati Shafiyyah binti Huyay bin Akhtab wanita Yahudiyah itu.<br />
<br />
Zainab bertangan terampil, menyamak kulit dan menjualnya, juga mengerjakan kerajinan sulaman, dan hasilnya diinfakkan di jalan Allah.<br />
<br />
<span style="color: #f3f3f3;"><b>Wafatnya</b></span><br />
<br />
Zainab binti Jahsy adalah istri Rasulullah yang pertama kali wafat menyusul beliau, yaitu pada tahun kedua puluh hijrah, pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, dalarn usianya yang ke-53, dan dimakamkan di Baqi. Dalarn sebuah riwayat dikatakan bahwa Zainab berkata menjelang ajalnya, “Aku telah rnenyiapkan kain kafanku, tetapi Umar akan mengirim untukku kain kafan, maka bersedekahlah dengan salah satunya. Jika kalian dapat bersedekah dengan sernua hak-hakku, kerjakanlah dari sisi yang lain.” Sernasa hidupnya, Zainab banyak mengeluarkan sedekah di jalan Allah.<br />
<br />
Tentang Zainab, Aisyah berkata, “Semoga Allah mengasihi Zainab. Dia banyak menyamaiku dalarn kedudukannya di hati Rasulullah. Aku belum pernah melihat wanita yang lebih baik agamanya daripada Zainab. Dia sangat bertakwa kepada Allah, perkataannya paling jujur, paling suka menyambung tali silaturahmi, paling banyak bersedekah, banyak mengorbankan diri dalam bekerja untuk dapat bersedekah, dan selalu mendekatkan diri kepada Allah. Selain Saudah, dia yang memiliki tabiat yang keras.”<br />
<br />
Semoga Allah memberikan kemuliaan kepadanya (Sayyidah Zainab Binti Jahsy) di akhirat dan ditempatkan bersama hamba-hamba yang saleh. Amin.<br />
<br />
Sumber: Buku Dzaujatur-Rasulullah , karya Amru Yusuf, Penerbit Darus-Sa’abu, Riyadh<br />
<br />
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><a href="http://ahlulhadist.wordpress.com/2007/09/28/zainab-binti-jahsy-radhiallaahu-anha/" target="_blank">Sumber </a></span>rizkihttp://www.blogger.com/profile/05542932377585021292noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7937422980652991558.post-46565037538849742162013-09-29T09:18:00.002+07:002014-04-15T22:07:29.488+07:00Perceraian kian meroket, kenapa?<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />Oleh: Ruma Ummu Luthfan, <br />(Peminat Masalah Sosial dan Kewanitaan)</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"> Kementerian Agama (Kemenag) mencatat setiap tahunnya telah terjadi 212 ribu kasus perceraian di Indonesia. “Angka tersebut jauh meningkat dibanding 10 tahun yang lalu, yang jumlah angka perceraiannya hanya sekitar 50.000 per tahun,” kata Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar di Jakarta, Sabtu (14/9/2013). Nasaruddin sangat prihatin dengan tingginya angka perceraian tersebut. Apalagi, hampir 80 persen yang bercerai merupakan rumah tangga usia muda.<br /><br />Untuk menekan angka ini, salah satu langkah jitu yang diambil pemerintah melalui Kemenag adalah mengadakan Kursus Calon Pengantin (Suscatin) dengan menunjuk Kantor Urusan Agama (KUA) sebagai lembaga pelaksananya. Kursus ini diberikan kepada setiap calon pasangan yang akan melaksanakan pernikahan dengan tujuan agar memahami pengetahuan tentang kehidupan rumah tangga/keluarga dalam mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah serta mengurangi angka perselisihan, perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga.<br /><br />Materi kursus ini diberikan selama 24 jam pelajaran, meliputi tata-cara dan prosedur perkawinan, pengetahuan agama, peraturan perundang-undangan di bidang perkawinan dan keluarga, hak dan kewajiban suami istri, kesehatan reproduksi, manajemen keluarga dan psikologi perkawinan dan keluarga. Hal ini juga dikuatkan oleh pernyataan Dirjen Bina Masyarakat (Bimas) Islam Kementrian Agama, Abdul Djamil bahwa pembekalan yang diberikan meliputi pemahaman bahwa pernikahan adalah bersatunya dua individu yang berbeda pikiran dan pandangan sehingga dibutuhkan saling pengertian dan kesabaran dalam menyikapi perbedaan tersebut.<br /><br />Apa penyebabnya?<br /><br />Jika ditelaah secara mendalam, setidaknya terdapat dua faktor yang menyebabkan tingkat perceraian kian meroket, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.<br /><br />Faktor internal, meliputi ketidaksiapan pasangan suami istri dalam menghadapi berbagai permasalahan yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga, dan kurang pahamnya pasangan suami istri tentang hakikat tujuan pernikahan.</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Tidak dipungkiri bahwa masih banyak pasangan suami istri (pasutri), ketika memasuki fase kehidupan baru rumah tangganya, penuh dengan bayangan seperti pernikahan Cinderella. Hidup penuh dengan kebahagiaan, kemesraan dan kemapanan. Tetapi, ketika di tengah jalan ternyata ada batu kerikil,duri yang menghalangi atau bahkan badai masalah yang menerpa, mereka tidak punya kesiapan untuk tetap menjalaninya bersama. Bisa jadi itu masalah ekonomi berupa PHK, masalah ketiadaan komunikasi yang mengakibatkan salah pengertian atau lainnya, hingga akhirnya berakhir dengan perceraian.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Selain itu, kurangnya pemahaman pasutri dalam memaknai tujuan pernikahan juga dapat menjadi pemicu meroketnya perceraian<b>. Dalam pandangan Islam</b>, <b><i><u>tujuan pernikahan adalah untuk mendapatkan ketentraman (QS. Ar-Rum: 21)</u></i></b> dan <b>keturunan</b>. <b>Ketentraman <span style="color: #f1c232;">ini akan tercapai jika masing-masing pihak mengerti dan melaksanakan hak dan kewajibannya dengan baik</span></b>. Sehingga, kehidupan rumah tangganya berjalan dalam suasana persahabatan. Penuh kasing sayang, saling menerima, memaafkan, sabar menghadapi perbedaan, menutupi kekurangannya, saling menasehati dalam kebaikan dan selalu berusaha memberi yang terbaik untuk pasangannya. </span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Adapun faktor eksternalnya adalah sistem kehidupan kapitalistik yang serba bebas saat ini, sedikit banyak juga menjadi pendukung meroketnya perceraian di kalangan pasutri. Tayangan sinetron dan infotainment dengan kehidupan hedonisnya telah memberi ‘inspirasi’ bagi para suami atau istri untuk mempraktekkan apa yang dilihatnya.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Di samping itu, merebaknya ide kesetaraan gender juga menjadi salah satu pemicunya. Ide ini telah banyak ‘melahirkan’ para istri yang berpenghasilan lebih tinggi dari suaminya. Kondisi ini tak jarang menjadikan ketaatan si istri terhadap suami terhapus, dan akhirnya berujung dengan perceraian.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Solusi</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Fenomena perceraian yang terus meningkat ini tidak bisa dipandang hanya sebagai kasus sosial semata. Tetapi harus juga ditinjau berdasarkan pandangan hukum syara’, dimana pernikahan merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga, apapun jika dilandasi pemahaman bahwa sesuatu itu merupakan ibadah kepada Allah Ta’ala, maka akan mendatangkan pahala yang luar biasa jika dijalani dengan baik. Dengan pemahaman ini, tidak akan mudah pasutri akan melepaskan tali pernikahannya.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Namun pun demikian, jika sampai pada kondisi tertentu hingga pada batas masing-masing wali dari keluarganya sudah memediasi tetapi tetap tidak mampu membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi, maka perceraian bisa menjadi satu-satunya solusi.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Artinya, pernikahan dan perceraian harus selalu dipandang berdasarkan hukum syara’, bukan hanya karena kecewa, tidak cinta, ekonomi keluarga atau masalah-masalah yang sebenarnya masih bisa dicari solusinya. Untuk itu, cukuplah menjadikan Pernikahan Zaid bin Haritsah dengan Zainab binti Jahsyi hendaknya dapat menjadi teladan. Mereka menikah karena landasan syar’iy, demikian pula saat mereka bercerai.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Berdasar hal inilah, bagi penulis, jika pemerintah hanya mengandalkan Suscatin sebagai jurus jitu untuk menekan tingkat perceraian yang meroket ini, tidak akan efektif. <b><i>Perlu upaya lain, berupa pembinaan keimanan dan pengetahuan akan hukum syara’ tentang pernikahan dan kehidupan berumah tangga kepada setiap pasangan yang akan menikah</i></b>. Sehinggga pada masing-masing pihak muncul dorongan ruhiyah yang kuat untuk menjalani kehidupan berumah tangga bersama pasangannya.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Wallahu A’lam.</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<a href="http://www.arrahmah.com/news/2013/09/26/perceraian-kian-meroket.html" target="_blank"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Sumber</span></a>rizkihttp://www.blogger.com/profile/05542932377585021292noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7937422980652991558.post-69460977598674446162013-09-21T20:17:00.003+07:002013-12-31T10:38:15.125+07:00Bahaya Ghibah Terhadap Ukhuwah Islamiyah <span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b>Bahaya Ghibah Terhadap Ukhuwah Islamiyah </b></span></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> <b>Oleh : Ali Farkhan Tsani*</b></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><b><br /></b></span>
<br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bertanya kepada para sahabatnya :</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<div dir="RTL" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">أَتَدْرُوْنَ
مَا الْغِيْبَةُ؟ قَالُوْا: اَللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ، قَالَ:
ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ، قِيْلَ: أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِيْ
أَخِيْ مَا أَقُوْلُ؟ قَالَ: إِنْ كَانَ فِيْهِ مَا تَقُوْلُ فَقَدِ
اغْتَبْتَهُ، وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Artinya
: “Tahukah kalian (wahai para sahabat) apakah yang disebut ghibah itu?”
Mereka (para sahabat) menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih
mengetahui.” Beliau bersabda, “(Ghibah) yaitu engkau menyebut saudaramu
(sesama muslim) sesuatu yang dibencinya.” (Kemudian) sahabat bertanya,
“(Ya Rasul) bagaimana halnya jika apa yang aku katakan itu (memang)
terdapat pada saudaraku?” Beliau (pun) menjawab, “Jika apa yang kamu
katakan itu (memang) terdapat pada saudaramu, maka (itulah berarti)
engkau (memang) telah menggunjingnya (melakukan ghibah), (namun
sebaliknya) jika apa (yang kalian katakan) itu tidak terdapat padanya,
maka engkau telah berdusta (membuat fitnah) terhadapnya.” (Hadits Shahih
riwayat Muslim).</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Astaghfirullahal
‘adzim. Ya Allah, seringkali terdengar di tempat kerja, di ruang minum
kopi, di rumah, bahkan di majelis pengajian, seorang kaum muslimin
menggunjing saudaranya sesama muslim tanpa merasa berdosa sedikitpun.
Mereka asyik dengan gunjingannya itu, dan puas mengupas tuntas
kejelekan, kelemahan, dan kesalahan saudaranya, yang semestinya
dicintai, dikasihi dan dijaga nama baiknya karena Allah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Padahal,
kalau kita melihat bagaimana Allah menggambarkan menggunjing itu dengan
suatu yang amat kotor dan menjijikkan, yaitu bangkai. Bagaimana Allah
menyebut di dalam firman-Nya yang Mahamulia : </span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div dir="RTL" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">ياَيُّهَا
الَّذِيْنَ امَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مّنَ الظَّنّ، اِنَّ بَعْضَ
الظَّنّ اِثْمٌ وَّ لاَ تَجَسَّسُوْا وَ لاَ يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا،
اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا
فَكَرِهْتُمُوْهُ، وَ اتَّقُوا اللهَ، اِنَّ اللهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> </span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Artinya
: “Wahai orang-orang yang beriman, jauhkanlah kebanyakan dari
prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah
kalian mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kalian
menggunjing sebagian yang lain. <b><span style="font-size: large;">Sukakah salah seorang di antara kalian
memakan daging (bangkai) saudaranya yang sudah mati? Maka, tentulah
kalian merasa jijik kepadanya.</span></b> Dan bertaqwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Al-Quran
Surat Al-Hujurat [49] ayat 12).</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><b><span style="font-size: large;">Pengertian Ghibah</span></b></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><b> Secara bahasa</b>,
kata “ghibah” (غيبة) berasal dari akar kata “ghaba, yaghibu” (غاب يغيب)
yang artinya tersembunyi, terbenam, tidak hadir, dan tidak tampak. Kita
sering menyebut “ghaib”, tidak hadir.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Syaikh
Muhammad Shalih Al-Munajjid menyimpulkan bahwa ghibahadalah menyebutkan
sesuatu yang terdapat pada diri seorang muslim, sedangkan orang muslim
itu tidak suka bila hal itu disebutkan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Seorang
ulama yang menggugah jiwa lewat tulisan-tulisannya, Imam Al-Ghazali
mengungkapkan, ghibahtidak hanya pengungkapan aib seseorang yang
dilakukan secara lisan. Tetapi juga termasuk pengungkapan dengan melalui
perbuatan, misalnya dengan isyarat tangan, isyarat mata, tulisan,
gerakan dan seluruh yang dapat dipahami maksudnya. </span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Menurut
Imam Al-Ghazali, aib seseorang yang diungkapkan itu meliputi berbagai
hal, seperti kekurangan pada badannya, pada keturunannya, pada
akhlaknya, pada pebuatannya, pada ucapannya, pada agamanya, termasuk
pada pakaian, tempat tinggal dan kendaraannya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Demikian
banyak hal yang dapat menjadi obyek pengungkapan tentang kekurangan
diri seseorang, sehingga seorang muslim, sadar atau tidak sadar
memungkinkan dirinya sangat mudah terjerumus dalam ghibah ini, bila
tidak berhati-hati dan tidak pula mewaspadainya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Bagaimana
tidak? Seperti makan daging? Sementara yang digunjing tidak mampu
menjawabnya, karena tidak ada di tempat gunjingan. Benar-benar seperti
daging mati, tidak mampu membalasnya, memberikan penjelasan, alasan, dan
argumen, yang memungkinkan adanya penjelasan seimbang dengan
gunjingannya itu.</span><br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Seorang ulama
hafidz Al-Quran yang juga ahli tafsir dan hadits, Ibnul Qayyim
Al-Jauziyah menjelaskan, tentang Surat Al-Hujurat ayat 12 yang artinya,
“Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging (bangkai)
saudaranya yang sudah mati? Maka, tentulah kalian merasa jijik
kepadanya.” Ayat ini merupakan gambaran betapa ghibah bagaikan
mencabik-cabik orang dari belakang tanpa sempat orang tersebut
membelanya. Karena tak dapat membela itulah maka diibaratkan orang mati,
yang hanya bisa diam saja sekalipun dirobek-robek.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Masih
menurut Ibnul Qayyim,<span style="color: #cc0000;"> <b><span style="color: red;">menikmati ghibah sama seperti makan sekerat
daging</span></b></span>, memang enak rasanya hingga susah menghentikannya. <span style="color: #e06666;"><span style="color: red;"><span style="color: #cc0000;"><span style="font-size: large;">Namun</span></span><span style="color: black;">,</span> <b>mereka
tidak mengetahui bahwa daging itu sudah basi alias telah menjadi
bangkai</b></span><span style="color: black;">.</span></span></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><b><span style="font-size: large;">Bahaya Ghibah </span></b></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Peringatan
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tentang larangan berbuat ghibah
dalam kehidupan, karena dapat merusak hubungan persaudaraan sesama
muslim (ukhuwah islamiyah). Sebab sesama muslimin justru diwajibkan
saling bersaudara, saling menghargai, dan saling menguatkan.</span></div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Di
dalam sebuah riwayat disebutkan, dari ‘Aisyah, isteri Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam Aisyah berkata: Aku berkata kepada Nabi
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Cukuplah bagimu Shafiyah (isteri lain
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam) yang begini dan begitu.
(Maksudnya menggunjing Shafiyah adalah pendek). Lantas Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengingatkan,</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">لَقَدْ قُلْتِ كَلِمَةً لَوْ مُزِجَتْ بِمَاءِ الْبَحْرِ لَمَزَجَتْهُ</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
Artinya
: “Engkau telah mengucapkan suatu hal, seandainya ucapan itu dicelupkan
ke dalam laut niscaya akan mengotorinya". (Hadits Shahih riwayat Abu
Dawud dan At-Tirmidzi).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Syaikh Salim
bin ‘Id Al-Hilali menjelaskan hadits tersebut, bahwa air lautu pun dapat
berubah rasa dan aromanya disebabkan betapa busuk dan kotornya perbutan
ghibah. Hal ini menunjukkan suatu peringatan keras dari perbuatan
tersebut.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Di dalam Kitab Sunan
At-Tirmidzi terdapat suatu riwayat yang menyebutkan hadits dari Ibnu
‘Umar, beliau berkata :Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam naik
mimbar dan menyeru dengan suara yang lantang :</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">يَا
مَعْشَرَ مَنْ آمَنَ بِلِسَانَهِ وَلَمْ يَفْضِ الإِيْمَانُ إِلَى
قَلْبِهِ لاَ تُؤْذُوا المُسْلِمِيْنَ وَلاَ تُعَيِّرُوا وَلاَ تَتَّبِعُوا
عَوْرَاتِهِمْ فَإِنَّهُ مَنْ يَتَّبِعْ عَوْرَةَ أَخِيْهِ الْمُسْلِمِ
تَتَّبَعَ اللهُ عَوْرَتَهُ وَمَنْ يَتَّبَعِ اللهُ يَفْضَحْهُ لَهُ وَلَو
في جَوْفِ رَحْلِهِ</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
Artinya : “Wahai
segenap manusia yang masih beriman dengan lisannya, namun iman itu belum
meresap ke dalam hatinya, janganlah kalian menyakiti kaum muslimin, dan
janganlah kalian melecehkan mereka, dan janganlah kalian mencari-cari
kesalahan-kesalahan mereka. Karena sesungguhnya barangsiapa yang sengaja
mencari-cari kejelekan saudaranya sesama muslim maka Allah akan
mengorek-ngorek kesalahan-kesalahannya. Dan barang siapa yang
dikorek-korek kesalahannya oleh Allah maka pasti dihinakan, meskipun dia
berada di dalam bilik rumahnya.” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Begitu besar dosa menggunjing, sampai-sampai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam diperlihatkan balasannya kelak di akhirat.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div dir="RTL" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">لَمَّا
عُرِجَ بِي مَرَرْتُ بِقَوْمٍ لَهُمْ أَظْفَارٌ مِنْ نُحَاسٍ يَخْمِشُوْنَ
وُجُوْهَهُمْ وَصُدُوْرَهُمْ ، فَقُلْتُ مَنْ هؤُلاَءِ يَاجِبْرِيْلُ؟
قَالَ : هؤُلاَءِ الَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ لُحُوْمَ النَّاسِ وَيَقَعُوْنَ
فِي أَعْرَاضِهِمْ</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Artinya : “Ketika
aku mi’raj (naik di langit), aku melewati suatu kaum yang kuku-kukunya
dari tembaga dalam keadaan mencakar wajah-wajah dan dada-dadanya. Lalu
aku bertanya: “Siapakah mereka itu wahai malaikat Jibril?” Malaikat
Jibril menjawab: “Mereka adalah orang-orang yang memakan daging-daging
manusia dan merusak kehormatannya.” (H.R. Abu Dawud no. 4878 dan lainnya
dari Anas bin Malik).</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><b><span style="font-size: large;">Membicarakan Orang Lain yang Dibolehkan</span></b></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Imam Nawawi di dalam Kitab <i>Syarah Nawawi fi Shahih Muslim</i>
menjelaskan bahwa membicarakan orang lain yang dibolehkan adalah karena
adanya tujuan yang dibenarkan syariat, yang tidak mungkin tujuan itu
tercapai kecuali dengan menempuh cara ini.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><i><b>Pertama,</b></i>
saat mengadukan kezaliman orang kepada pimpinan (ulil amri), hakim
dalam persidangan, atau siapa saja yang mempunyai wewenang dan diberi
kewenangan untuk menanganinya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><b><i>Kedua</i>,
</b> untuk meminta bantuan orang lain atau mengadukan (seperti ulama, kyai,
ustadz,) demi mengubah kemungkaran dan mengembalikan pelaku maksiat agar
kembali kepada kebenaran. Tujuan di balik pengaduan itu adalah demi
menghilangkan kemungkaran. Tetapi kalau dia tidak bermaksud demikian,
maka hukumnya tetap haram membicarakannya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><i><b>Ketiga</b></i>,
untuk meminta fatwa kepada orang ‘alim atau sholih atas kelakuan
seseorang terhadap dirinya. Penyampaiannya pun, untuk kehati-hatian
mengindarkan aib itu menyebar, dengan kalimat santun, seperti,
“Bagaimana pendapat Anda terhadap orang yang melakukan perbuatan
demikian dan demikian (tanpa menyebut namanya)?”.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><b><i>Keempat</i>,</b> untuk memperingatkan kaum muslimin dari kejahatan sebagian orang dan dalam rangka menasihati mereka.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><b><i>Kelima,</i>
</b> menyebutkan kejahatan pelaku maksiat yang berterang-terangan dalam
melakukan dosa, seperti orang yang merampas harta secara paksa, dengan
syarat kejelekan yang disebutkan adalah yang terkait dengan
kemaksiatannya tersebut dan bukan yang lainnya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><b><i>Keenam</i>,</b>
untuk memperkenalkan jati diri seseorang, contohnya : “Mohon maaf
orangnya yang pincang itu,….”. Akan tetapi hal ini diharamkan apabila
diucapkan dalam konteks penghinaan atau melecehkan. Seandainya ada
ungkapan lain yang bisa dipakai untuk memperkenalkannya maka itulah yang
lebih utama.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><b><span style="font-size: large;">Terapi Ghibah</span></b></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Subhanallah,
indahnya ukhuwah Islamiyyah, janganlah sampai tercabik-cabik gara-gara
dosa lidah ini. Di akhirat pun, akan sangat disayangkan, menambah dosa,
sementara pahala kita belum tentu seberapa yang Allah terima.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Ukhuwah
islamiyah bisa rusak disebabkan oleh perbuatan lidah dalam bentuk
ghibah. Ghibah akan menyebabkan ketegangan hubungan, baik dari yang
menggunjing maupun pada yang digunjing. Kalau tidak segera ditutup, bisa
merembet kepada hal yang lebih besar lagi, yakni permusuhan terselubung
atau bahkan permusuhan terang-terangan. Na’udzubillahi min dzalik.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Untuk itu, agar terhindar dari azab kubur karena ghibah, ada beberapa terapi mengatasinya. <i>Pertama,</i> Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengarahkan agar orang beriman gemar berbicara yang baik atau lebih baik diam.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div dir="RTL" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> </span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Artinya
: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia
berkata baik atau diam”. (Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim dari
Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><i>Kedua,</i> melakukan klarifikasi (tabayyun) bila ditemukan pembicaraan ghibah yang dapat merembet ke fitnah memecah belah umat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Allah Ta’ala memperingatkan kita di dalam Al-Quran :</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div dir="RTL" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">يَـٰٓأَيُّہَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن جَآءَكُمۡ فَاسِقُۢ بِنَبَإٍ۬ فَتَبَيَّنُوٓاْ
أَن تُصِيبُواْ قَوۡمَۢا بِجَهَـٰلَةٍ۬ فَتُصۡبِحُواْ عَلَىٰ مَا
فَعَلۡتُمۡ نَـٰدِمِينَ</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> </span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik
membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya
yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” ((Al-Quran Surat
Al-Hujurat [49] ayat 6).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><i>Ketiga,</i>
memberi nasihat bila ditemukan kesalahan orang lain, bukan malah
membicarakan di belakang, atau membicarakannya beramai-ramai dengan
orang banyak agar kesalahan dan aibnya itu semakin meluas dan menyebar.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div dir="RTL" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">اَلدِّيْنُ
النَّصِيْحَةُ، الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ، الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ،
قَالُوْا: لِمَنْ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: ِللهِ، وَلِكِتَابِهِ،
وَلِرَسُوْلِهِ، وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ أَوْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ،
وَعَامَّتِهِمْ.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Artinya : “Agama itu
adalah nasihat, agama itu adalah nasihat, agama itu adalah nasihat”.
Mereka (para sahabat) bertanya,"Untuk siapa, wahai Rasulullah?"
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab, "Untuk Allah, dan
untuk Kitab-Nya, dan untuk Rasul-Nya, dan untuk Imaamul Muslimin atau
mukminin, dan bagi kaum muslimin pada umumnya.” (Hadits Shahih Riwayat
Muslim dari Abi Ruqayyah, Tamim bin Aus ad-Dâri Radhiyallahu ‘Anhu).</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Imam
al-Khaththabi menjelaskan, “Nasihat ialah kata-kata yang menjelaskan
sejumlah hal, yang menginginkan adanya kebaikan pada orang yang diberi
nasihat.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Begitu inginnya agar
saudaranya sesama muslim itu menjadi baik, sampai-sampai kalau ada cela
atau kekurangannya, maka nasihatilah ia ketika ia sendirian, tidak di
depan orang lain apalagi orang banyak.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Seperti
nasihat Imam Abu Muhammad bin Ahmad bin Sa’id Ibnu Hazm yang
mengatakan, "Maka wajib bagi seseorang untuk selalu memberikan nasihat
kepada saudaranya, baik yang diberi nasihat itu suka maupun benci,
tersinggung maupun tidak tersinggung. Akan tetapi, apabila engkau hendak
memberikan nasihat, maka sampaikanlah secara rahasia, langsung kepada
yang bersangkutan, janganlah di hadapan orang lain. Akan tetapi juga,
janganlah memberikan nasihat dengan syarat harus diterima. Sebab,
pelaksanaannya kembali kepada orang yang bersangkutan, dan tanggung
jawabnya kepada Allah., Tanggung jawab kita memberikan nasihat sudah
tunai. Sebab, jika engkau memaksanya, berarti engkau adalah orang yang
zalim, bukan pemberi nasihat, dan engkau adalah orang yang gila untuk
ditaati, gila kekuasaan, bukan pelaksana hak ukhuwah Islamiyah. Hal ini
bukan untuk mempererat persahabatan, melainkan hanya menegakkan hukum
rimba seperti seorang penguasa dengan rakyatnya, dan tuan dengan hamba
sahayanya.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><i>Keempat,</i> memperbanyak istighfar dan dzikrullah. Istighfar dan dzikrullah itu ibarat obat penyakit, sementara ghibah adalah pantangannya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><i> </i>Memintakan
maaf dan ridhanya terhadap orang yang pernah digunjingnya, dengan
bersamalan, saling mengucapkan salam, hilangkan dendam, tumbuhkan
ruhamaa, kasih sayang. Sehingga tumbuh persaudaraan dan kekuataan
bersama. Itulah hakikat berjama’ah, saling melengkapi. Sebab semua kita
punya kelemahan dan kekurangan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Mengenai
terapi ghibah ini, seorang ulama Imam An-Nawawi di dalam Kitab
Al-Adzkar mengatakan, “Ketahuilah, hal yang seharusnya dilakukan
seseorang yang mendengar seorang muslim dipergunjingkan, maka hendaklah
dia mencegah dan menghentikan pembicaraan itu. Andaikan orang yang
menggunjing itu tidak mau berhenti setelah diingatkan dengan kata-kata,
maka hendaklah diingatkan dengan tangan. Seandainya orang yang mendengar
ghibah tadi tidak mampu mengingatkan dengan tangan maupun dengan lisan,
maka hendaklah dia meninggalkan tempat itu”.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Begitulah
Allah memerintahkan muslimin untuk berjama’ah saling bersaudara karena
Allah, jauhi persengketaan. Seperti firman-Nya :</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div dir="RTL" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">وَٱعۡتَصِمُواْ
بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعً۬ا وَلَا تَفَرَّقُواْۚ وَٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتَ
ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَآءً۬ فَأَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوبِكُمۡ
فَأَصۡبَحۡتُم بِنِعۡمَتِهِۦۤ إِخۡوَٲنً۬ا وَكُنتُمۡ عَلَىٰ شَفَا
حُفۡرَةٍ۬ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنۡہَاۗ كَذَٲلِكَ يُبَيِّنُ
ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَايَـٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَہۡتَدُونَ</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Artinya
: “Dan berpegang teguhlah kalian semuanya kepada tali (agama) Allah
seraya berjama’ah dan janganlah kalian bercerai berai, dan ingatlah akan
nikmat Allah kepada kalian ketika kalian dahulu (masa Jahiliyah)
bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hati kalian, lalu menjadilah
kalian karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kalian telah
berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kalian
daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kalian,
agar kalian mendapat petunjuk”. (Al-Quran Surat Ali Imran ayat 103).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Di dalam sebuah hadits shahih dijelaskan :</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div dir="RTL" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ لاَ تَحَاسَدُوا وَلاَ تَنَاجَشُوا وَلاَ تَبَاغَضُوا وَلاَ
تَدَابَرُوا وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُونُوا
عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ
وَلاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ التَّقْوَى هَاهُنَا وَيُشِيرُ إِلَى
صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ
أَخَاهُ الْمُسْلِمَ كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ
وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Artinya : Dari
Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, bersabda Rasululloh Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam, “Janganlah saling menghasud, janganlah saling mengecuh,
janganlah saling membenci, janganlah saling membelakangi, janganlah
sebagian kamu menjual atas jualan sebagian yang lain, jadilah kalian
hamba-hamba Allah yang bersaudara. Muslim yang satu adalah saudara
muslim yang lain, ia tidak boleh menzaliminya juga tidak boleh
merendahkannya dan juga tidak boleh menghinanya. Taqwa itu di sini
-beliau sambil berisyarat pada dadanya 3 kali-, cukuplah seseorang
(dikatakan) berbuat jahat jika ia merendahkan saudaranya yang muslim.
Setiap muslim atas muslim yang lain haram (terpelihara) darahnya,
hartanya dan kehormatannya. (HR Muslim).</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Pertikaian,
perselisihan, pertengkaran, saling menjauh akibat gunjingan, hanyalah
menyebabkan ketidakbaikan, jarak dalam hati, dan melemahkan perjuangan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Allah mengingatkan hamba-hamba-Nya yang tha’at kepada-Nya di dalam firman-Nya :</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div dir="RTL" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">وَأَطِيعُواْ
ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥ وَلَا تَنَـٰزَعُواْ فَتَفۡشَلُواْ وَتَذۡهَبَ
رِيحُكُمۡۖ وَٱصۡبِرُوٓاْۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِينَ</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Artinya
: “Dan tha’atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kalian
berbantah-bantahan, yang menyebabkan kalian menjadi gentar dan hilang
kekuatan kalian dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang
yang sabar. (Al-Quran Surat Al-Anfal ayat 46).</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Di
dalam kehidupan berjama’ah, di dalam jama’ah muslimin, kita sangat
mendambakan tumbuhnya rahmat, kasih sayang, dan persaudaraan. Sehingga
kita merasa di dalam rumah kaum muslimin. Seperti yang dikehendaki di
dalam hadits :</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div dir="RTL">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">اَلْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ وَ اْلفُرْقَةُ عَذَابٌ</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Artinya
: "Berjama’ah itu kasih sayang dan berpecah-belah itu siksa.” (Hadits
Riwayat Ahmad dari Nu’man bin Basyir Radhiyallahu ‘Anhu).</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><b><span style="font-size: large;">Penutup dan Doa</span></b></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Semoga
kita dapat tetap menjaga keutuhan ukhuwah Islamiyah, dengan cara
memperhatikan dan mewaspadai bahaya ghibah (menggunjing) yang dapat
merenggangkan persaudaraan yang dibina karena Allah. Kepada Allah kita
bartaubat memohon petunjuk-Nya. Amin</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div dir="RTL" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">رَبَّنَا
اغْفِرْ لَنَا وَ لِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ
وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ آمَنُوْا، رَبَّنَا
إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Artinya :
“Wahai Tuhan kami! Ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah
mendahului kami dengan iman, dan jangalah Kau tanamkan di dalam hati
kami kedengkian terhadap orang-orang yang beriman. Wahai Tuhan kami!
Sesungguhnya Engkau Mahakasih dan Maha Penyayang.” (Al-Quran Surat
Al-Hasyr ayat 10).</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div dir="RTL" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">رَبِّ
اغْفِرْ لِي خَطِيئَتِي، وَجَهْلِي وَإِسْرَافِي فِي أَمْرِي كُلِّهِ،
وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي خَطَايَايَ،
وَعَمْدِي، وَجَهْلِي، وَهَزْلِي وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِي، اللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ، وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ، وَمَا
أَعْلَنْتُ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ، وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، وَأَنْتَ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ “</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Artinya : “Ya
Allah ampunilah dosa-dosaku, ketidaktahuanku, semua perbuatan burukku
dan kesalahan lain yang lebih Engkau ketahui. Ya Allah, ampunilah
dosa-dosa yang sengaja aku perbuat atau tidak disengaja, dan
ketidakseriusanku. Ya Allah, ampunilah perbuatan yang aku lakukan dan
yang aku tinggalkan yang aku sembunyikan dan yang aku perlihatkan,
Engkau Yang Pertama dan Engkau Yang Terakhir, dan Engkau Maha Kuasa atas
segala sesuatu.” (Hadits Shahih Riwayat Bukhari). (R1/R2).<i><br /></i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><b><i>*</i></b><i>Penulis, Redaktur Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency), Da’i Pesantren Al-Fatah Bogor, Indonesia.</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><i>http://mirajnews.com/id/artikel/tausiyah/4758-bahaya-menggunjing-terhadap-persaudaraan-sesama-muslim.html </i></span></div>
rizkihttp://www.blogger.com/profile/05542932377585021292noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-7937422980652991558.post-63627353010445910052013-09-21T20:13:00.001+07:002013-09-27T11:22:15.638+07:00Membebaskan Diri Gosip<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"></span><br />
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"></span><br />
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"></span><br />
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br /></span><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> </span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2013/07/13735527301558196157.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="298" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2013/07/13735527301558196157.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><b>Bahaya Gosip </b></span><br /><br /><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"> Gosip merupakan salah satu masalah paling umum baik di tempat kerja maupun dalam hubungan. Masalah terbesar dari gosip adalah kebanyakan orang tidak menyadari ketika sebuah diskusi berubah menjadi gosip dan lebih parahnya lagi mereka tidak menyadari dampak dari gosip tersebut. Gosip adalah pembunuh sebuah hubungan dan hal ini terjadi lebih sering dari yang anda percayai. Gosip pada dasarnya adalah apapun yang dapat dianggap sebagai hal negatif tentang seseorang yang dibicarakan dengan orang lain dimana mereka tidak mendengarnya langsung dari pihak yang bersangkutan. Gosip bisa berupa sesuatu yang sangat sederhana tanpa adanya niat untuk menyakiti orang tersebut dan bisa pula sesuatu yang membunuh karakter seseorang. </span><br /><br /><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"> Tidak ada satu hal pun yang positif dari gosip dan gosip cenderung menyukai orang yang dibicarakan dan orang-orang yang terlibat ketika membicarakan gosip tersebut. Ada pula risiko yang timbul jika orang yang dibicarakan mengetahui orang yang menyabarkan gosip tersebut, juga rasa sakit yang muncul akibat informasi negatif yang tersebar. Beberapa bahaya lain yang muncul akibat gosip: </span><br /><br /><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">• Stress bagi mereka yang terlibat dalam gosip</span><br /><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"> • Menyakiti perasaan</span><br /><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"> • Menghancurkan kerja sama tim</span><br /><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"> • Membuat orang enggan membagikan kerapuhan mereka</span><br /><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"> • Menghambat komunikasi yang membutuhkan rasa percaya dengan memberi dorongan bagi orang untuk menjaga mulut mereka</span><br /><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"> • Menciptakan reputasi yang negatif </span><br /><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Pilihan-pilihan Anda Terhadap Gosip </span><br /><br /><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"> Dampak-dampak negatif tersebut seharusnya cukup untuk meyakinkan siapapun untuk menghindari gosip, sayangnya, mereka tetap melakukannya. Gosip sangatlah menggoda dan sering terjadi karena terdorong perilaku orang-orang sekitar. Dunia gosip membuka pintu lebar bagi semua gosip baru dan mereka cenderung menjadikan orang-orang yang tidak terlibat dalam gosip yang bersangkutan untuk menjadi korban dari gosip yang lebih baru. Terkadang lebih mudah untuk ikut terlibat dalam gosip daripada mengambil risiko menjadi korban dan bagi kebanyakan orang, dengan berbagai alasan, gosip memiliki daya tarik yang membuat orang tertarik untuk terlibat. Gosip adalah sebuah hal yang egois dan berbahaya karena merendahkan dan menghancurkan seseorang (baik secara langsung maupun tak langsung) untuk membuat gosip tersebut terdengar lebih baik. Inilah alasannya mengapa gosip sangatlah merusak, terutama bagi orang yang digosipkan. </span><br /><br /><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"> Hal terbaik dari gosip adalah anda bisa dengan <span style="font-size: large;"><b>mudah menjauhkan diri darinya</b></span> jika anda memutuskan untuk menghindarinya dan mempelajari beberapa teknik untuk mengenalinya, menanganinya, dan menjaga jarak dari masalah yang ditimbulkan. Jadi bagaimana kita bisa melakukannya? </span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<br /><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><b>Kenali Gosip</b></span><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"> </span><br /><br /><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Seringkali gosip merupakan sesuatu yang jelas dan tidak ditutup-tutupi. Kadang gosip bisa merupakan sebuah pertanyaan sederhana yang diajukan seseorang tentang apa yang anda dengar atau ketahui atau pikirkan mengenai orang lain atau tindakan mereka. Hal tersebut bisa terdengar seperti: </span><br /><br /><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">• Apakah kau dengar apa yang Frank katakan mengenai Sally?</span><br /><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"> • Kau tak akan menyangka apa John lakukan minggu ini?</span><br /><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"> • Aku dengar Gerry …</span><br /><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"> • Apakah kau sudah melihat pacar baru Lisa? </span><br /><br /><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Kata-kata tersebut tidak selalu berakhir dengan gossip negatif namun mereka merupakan pembicaraan mengenai orang lain dan cukup mudah untuk dikenali dalam sebuah percakapan atau awal sebuah gosip. Sayangnya, tidak semua gosip bisa dikenali dengan mudah, dan kadang gosip lebih tersamar. Gosip kadang berawal dari pembicaraan dengan seorang teman atau rekan kerja; diawali dengan pembicaraan yang positif hingga akhirnya berujung pada pembicaraan negatif. Jika anda tidak membicarakan cara untuk membantu orang yang sedang anda bicarakan, mendukung mereka untuk menyelesaikan masalah atau melakukan tindakan positif lain ketika membicarakan orang lain; kemungkinan besar pembicaraan itu akan berakhir menjadi gosip. Pada dasarnya, jika anda sedang membicarakan orang lain, anda perlu berhenti dan memikirkan jika pembicaraan tersebut akan membantu orang tersebut atau tidak. Jika tidak, maka pembicaraan itu adalah gosip dan tidak perlu anda lanjutkan. </span><br /><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Mempengaruhi Gosip </span><br /><br /><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Lidah mempunyai kuasa untuk menyelamatkan hidup atau merusaknya; orang harus menanggung akibat ucapannya.” </span><br /><br /><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Karena gosip sangatlah kuat, gosip memiliki pengaruh yang besar dan harus dilawan melalui pengaruh positif dalam meresponnya. Terdapat beberapa tindakan yang bisa anda lakukan untuk melawan gosip. </span><br /><br /><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><b>Acuhkan gosip: </b></span><br /><br /><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">• Hindari orang-orang yang bergosip dan jangan beri mereka kesempatan untuk menyebarkannya</span><br /><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"> • Tinggalkan ruangan atau pembicaraan saat gosip dimulai</span><br /><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"> • Jangan merespon pertanyaan yang menanyakan opini mengenai orang lain atau jebakan gosip lainnya</span><br /><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"> • Acuhkan gosip dan jangan memulai sebuah percakapan yang berujung menjadi gosip </span><br /><br /><b><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">Cegah gosip: </span></b><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">• Jangan pernah memulai gosip dari diri anda</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">• Ubah topik pembicaraan jika sebuah pembicaraan berubah menjadi gosip</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">• Tolaklah untuk mendengar atau merespon setiap gosip</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">• Sembunyikan perasaan sakit atau reaksi dramatis terhadap gosip. Hal tersebut merupakan makanan bagi gosip untuk berlanjut. </span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><b>Lawan gosip: </b></span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">• Katakan dengan sopan bahwa lebih baik membicarakan hal tersebut dengan orang yang bersangkutan</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">• Jika anda tahu darimana gosip tersebut bersumber, temui orang tersebut dan katakan kepada mereka bahwa anda tidak suka dengan gosip tersebut dan hal itu menyebabkan rasa sakit; terlepas dari gosip tersebut disengaja atau tidak</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">• Jika anda mendengar seseorang memulai sebuah gosip, ajukan diri untuk menemui orang yang dibicarakan dengan orang yang memulai gosip untuk mendiskusikannya</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">• Jawab gosip dengan, “Maukah hal tersebut dibicarakan oleh orang lain tanpa sepengetahuan-mu?” lalu pergilah</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">• Katakan bahwa saya tidak suka membicarakan orang lain karena saya tidak suka orang lain membicarakan saya</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">• Katakan bahwa anda tidak suka membicarakan orang lain kecuali pembicaraan tersebut dapat membantu atau mendukung mereka</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">• Katakan bahwa anda tidak mau membicarakan hal-hal negatif mengenai orang lain kecuali orang tersebut terlibat dalam percakapan</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<a href="http://www.akuinginsukses.com/bagaimana-membebaskan-diri-anda-dari-gosip/" target="_blank"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">source</span></a> rizkihttp://www.blogger.com/profile/05542932377585021292noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7937422980652991558.post-31920867194898337552013-09-19T15:54:00.000+07:002013-12-31T11:46:32.870+07:00<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"></span></span><br />
<h1>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"> </span></span></h1>
<h1>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><h1>10 Masa Sulit Dalam Kehidupan Rumah Tangga</h1></span></span></h1>
<br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkLKkgePG0h5i7wl0fymYfONVRK42utpkuRc3udLlvt6KgTZNvBunk5k2DM-02C6Tu43yTyLi0zDoXSg8jiSsYVGLp6GTQHnNo3Ig0CtHuGLNmx_EpE7-M8ZX0iDwhtN6gOV4VT61DsFs/s1600/rumah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkLKkgePG0h5i7wl0fymYfONVRK42utpkuRc3udLlvt6KgTZNvBunk5k2DM-02C6Tu43yTyLi0zDoXSg8jiSsYVGLp6GTQHnNo3Ig0CtHuGLNmx_EpE7-M8ZX0iDwhtN6gOV4VT61DsFs/s1600/rumah.jpg" /></a></span></div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />Menikah memang membahagiakan. Namun pasti ada masa sulit yang akan dihadapi oleh pasangan suami istri. Kapan saja? Simak selengkapnya seperti yang dilansir dari Red Book Magazine berikut ini. <br /></span><br />
<h2><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Bertengkar tanpa alasan</span></h2>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />Terkadang, permasalahan di luar kehidupan rumah tangga terbawa dan mengganggu pikiran Anda. Sehingga muncul pertengkaran secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas. Jika hal ini terjadi, segera selesaikan masalah sebelum semuanya bertambah parah. <br /><br /></span><br />
<h2><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
Masalah keuangan</span></h2>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
<br />Uang memang bukan segalanya, tetapi jika mau berpikir realistis, banyak hal yang dibutuhkan pasangan suami istri yang memerlukan uang. Jadi pastikan Anda maupun pasangan mengatur keuangan sebaik mungkin bersama-sama secara adil. <br /><br /><br />
<h2>Bertemu keluarga besar</h2>
<br />Setelah menikah, Anda pasti akan bertemu dengan keluarga besar pasangan. Pada awalnya memang sulit bersosialisasi dengan mereka. Namun jangan pasif dan cobalah bersikap ramah. Lagipula, keluarga pasangan adalah keluarga Anda juga. <br /><br /><br />
<h2>Menyambut kehadiran anak</h2>
<br />Tidak ada buku panduan untuk menjadi orang tua. Maka dari itu, menyambut kehadiran anak juga termasuk salah satu masa sulit dalam kehidupan rumah tangga. Lakukan yang terbaik dan jangan ragu meminta saran dari orang tua Anda. <br /><br /><br />
<h2>Anak tumbuh dewasa</h2>
<br />Setua apapun usia buah hati, orang tua pasti akan selalu menganggap mereka sebagai anak-anak. Hal inilah yang sering menjadi sumber konflik orang tua dan anak. Jadi cobalah untuk mengerti posisi anak seiring dengan bertambahnya usia mereka. </span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<h2><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Masalah seks</span></h2>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />Masa sulit dalam kehidupan rumah tangga berikutnya adalah ketika pasangan menghadapi masalah seks. Misalnya menurunnya libido atau gairah bercinta. Masalah ini bisa diatasi sendiri atau berkonsultasi dengan ahli terapi seks. <br /><br /></span><br />
<h2><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
Mengambil keputusan besar</span></h2>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
<br />Entah menerima pekerjaan baru di luar kota atau rencana memiliki anak lagi, pasangan terkadang juga bertengkar soal pengambilan keputusan besar. Cobalah untuk menemukan jalan keluar terbaik dan dibicarakan bersama-sama dengan pasangan. <br /><br /><br />
<h2>Kebosanan</h2>
<br />Rasa cinta tidak selamanya bisa membara. Terkadang ada perasaan jenuh maupun bosan. Sebenarnya hal itu wajar. Namun Anda juga perlu mengatasinya dengan mencoba hal baru atau berkonsultasi dengan ahlinya agar hubungan pernikahan tidak hancur sia-sia. <br /><br /><br />
<h2>Tragedi menyedihkan</h2>
<br />Selain berkah, terkadang musibah juga menghampiri kehidupan rumah tangga. Misalnya berita duka dari keluarga. Rasa kehilangan bisa sangat menyakitkan. Jadi Anda harus saling memberi dukungan di masa-masa sulit seperti ini. <br /><br /><br />
<h2>Menjadi tua</h2>
<br />Beberapa pasangan ternyata juga khawatir tentang usia mereka. Mereka takut tidak bisa menyaksikan anak meraih impiannya. Jika Anda juga begitu, sebaiknya tidak perlu terlalu cemas. Cukup lakukan yang terbaik saat ini, masa depan ada di tangan Tuhan. <br /><br />Itulah berbagai masa sulit dalam kehidupan rumah tangga. Apakah Anda juga mengalaminya?</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="http://www.merdeka.com/gaya/10-masa-sulit-dalam-kehidupan-rumah-tangga.html" target="_blank">sumber</a></span> rizkihttp://www.blogger.com/profile/05542932377585021292noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7937422980652991558.post-17703961993726724662013-09-19T12:26:00.001+07:002013-09-26T11:55:30.604+07:00~ Penantian~<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-large;"><b><span class="lirik_line" id="line_1"> </span>Penantian</b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><span class="lirik_line" id="line_1">Bulan dengarkan lantunku</span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span class="lirik_line" id="line_1"></span><span class="lirik_line" id="line_2">Bintang temanilah aku</span><span class="lirik_line" id="line_3"> </span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span class="lirik_line" id="line_3">Terangi gelap malamku</span></span><br />
<span style="font-size: large;"></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-size: large;"><br /><span class="lirik_line" id="line_4">Aku ingin engkau tahu</span><span class="lirik_line" id="line_5"> </span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span class="lirik_line" id="line_5">Ku kan selalu menunggu</span><span class="lirik_line" id="line_6"> </span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span class="lirik_line" id="line_6">Hilangkan rasa letihku</span></span><br />
<span style="font-size: large;"><br /><span class="lirik_line" id="line_7">Bila nanti kau mengerti</span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span class="lirik_line" id="line_7"></span><span class="lirik_line" id="line_8">Kumohon terangi aku</span></span><br />
<span style="font-size: large;"><br /><span class="lirik_line" id="line_9">Dalam hatiku</span><span class="lirik_line" id="line_10"> </span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span class="lirik_line" id="line_10">Ingatkan aku</span><span class="lirik_line" id="line_10"> </span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span class="lirik_line" id="line_11">Untuk menahan rasa hati lelahku</span><span class="lirik_line" id="line_12"> </span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span class="lirik_line" id="line_12">Yang slalu ...</span><span class="lirik_line" id="line_13"> </span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span class="lirik_line" id="line_13">Rindukan tawamu dalam hatiku</span><br /><span class="lirik_line" id="line_14">Hanya dirimu ...</span><span class="lirik_line" id="line_15"> </span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span class="lirik_line" id="line_15">Beri malamku yang menghiasi jiwa</span><span class="lirik_line" id="line_16"> </span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span class="lirik_line" id="line_16">Yang rapuh</span><span class="lirik_line" id="line_17">Terlalu merindumu</span><span class="lirik_line" id="line_18"> </span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span class="lirik_line" id="line_18">Hoo oo ooo....</span><br /><span class="lirik_line" id="line_19"> </span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span class="lirik_line" id="line_19">Bila nanti kau mengerti</span><span class="lirik_line" id="line_20"> </span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span class="lirik_line" id="line_20">Kumohon terangi aku .....</span><br /><span class="lirik_line" id="line_21">Dalam hatiku</span><span class="lirik_line" id="line_22">Ingatkan aku</span><span class="lirik_line" id="line_23"> </span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span class="lirik_line" id="line_23">Untuk menahan rasa hati lelah</span><span class="lirik_line" id="line_23">ku</span><span class="lirik_line" id="line_24"> </span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span class="lirik_line" id="line_24">Yang slalu ...</span><span class="lirik_line" id="line_25"> </span></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><span class="lirik_line" id="line_25">Rindukan tawamu dalam hatiku</span><span class="lirik_line" id="line_26"> </span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span class="lirik_line" id="line_26">Ingkatkan aku ku kan tetap menantimu</span><span class="lirik_line" id="line_27"> </span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span class="lirik_line" id="line_27">Hingga hati itu</span><span class="lirik_line" id="line_28"> </span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span class="lirik_line" id="line_28">Kan jadi milikku</span></span>rizkihttp://www.blogger.com/profile/05542932377585021292noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7937422980652991558.post-66123620963736916992013-09-17T10:35:00.000+07:002013-09-17T10:35:14.344+07:00Welcome Back Rizki !<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
Assalamu'alaykum Warrahmatullahi Wabarokatuh</div>
<div style="text-align: center;">
Selamat siang dan Salam sejahtera </div>
<div style="text-align: center;">
(Harus dijawab loh !)</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #274e13;">Welcome Back Rizki !</span><br />
<br />
Judul postingan kali ini <span style="font-size: large;">"Welcome Back Rizki"</span>.<br />
Ada Apa Dengan Rizki ? #eh . Alhamdulillah setelah pergumulan sekian lama (hhaha), dengan berbagai kesibukan. Akhirnya kakak Rizki update postingan lagi.<br />
<br />
"Mungkin" banyak yang bertanya kemana gerangan si Rizki ? sang author The One and The Only <a href="http://makalah-informasi.blogspot.com/" target="_blank">Makalah Informasi</a>.<br />
Ternyata si Rizki sedang sibuk menata hidup dengan perubahan siklus yang terjadi pada dirinya (Halah).<br />
Menyeimbangkan antara bekal untuk kehidupan dunia dan akhirat (jelas lebih utama bekal untuk kehidupan akhirat, karena hidup di dunia hanya sebentar saja, YA hanya SEBENTAR).<br />
<br />
Setelah sekian lama, si Rizki iseng buka akun blogspot. Dan terjadilah postingan ini,hhe.<br />
Yang jelas penulis dalam keadaan yang Alhamdulillah sehat wal'afiat (mohon do'anya). <br />
Terima kasih atas kunjungan Visitor/blogger/fans yang selama ini mantengin <a href="http://makalah-informasi.blogspot.com/" target="_blank">Makalah Informasi</a>:D.<br />Semoga saya masih dapat memberikan postingan yang update dan bermanfaat, akhirukallam,<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
Wassalammualaykum Warrahmatullahi Wabarokatuh</div>
rizkihttp://www.blogger.com/profile/05542932377585021292noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7937422980652991558.post-84042707033293092802013-08-07T20:51:00.001+07:002013-12-31T10:42:05.651+07:00~~ 6 JENIS PEREMPUAN YANG WAJIB DIJAUHI ~~<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<div class="text_exposed_root text_exposed" id="id_52024891417c84f99757854">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">~~ 6 JENIS PEREMPUAN YANG WAJIB DIJAUHI ~~</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Lelaki digalakkan untuk mencari isteri solehah. Jauhi jenis
perempuan-perempuan di bawah untuk dijadikan isteri nescaya kamu akan
bahagia :</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">1. Al-Anaanah : Banyak keluh kesah. Yang selalu
merasa tak cukup, apa yang diberi semua tak cukup. Diberi rumah tak
cukup, diberi motor tak cukup, diberi kereta tak cukup. Tak redha dengan
pemberian yang diberi sua<span class="text_exposed_show">mi. Asy<br /> ik
ingin memenuhi kehendak nafsu dia saja, tanpa menghiraukan perasaan
suami, tak hormat kepada suami apalagi berterima kasih pada suami.
Bukannya hendak menolong suami, apa yang suami beri pun tak pernah puas.
Ada saja yang tak cukup.<br /> <br /> 2. Al-Manaanah : Suka mengungkit.
Kalau suami melakukan perkara yang dia tak berkenan maka diungkitlah
segala hal tentang suaminya itu. Sangat mudah hendak membicarakan
perihal suami. Tak mengenang budi, tak bertanggungjawab, tak sayang dan
macam-macam. Walaupun suaminya sudah memberi perlindungan macam-macam
padanya.<br /> <br /> 3. Al-Hunaanah : Ingin pada suami yang lain atau
berkenan kepada lelaki yang lain. Sangat suka membanding-bandingkan
suaminya dengan suami/lelaki lain. Tak redha dengan suami yang ada.<br /> <br />
4. Al-Hudaaqah : Suka memaksa. Bila hendak sesuatu maka dipaksa
suaminya melakukannya. Pagi, petang malam asyik menekan dan memaksa
suami. Adakalanya dengan berbagai ancaman. Ingin lari, ingin bunuh diri,
ingin membuat malu suami. Suami dibuat seperti orang suruhannya, bukan
sebagai pemimpinnya. Yang dipentingkan adalah kehendak dan kepentingan
dia saja.<br /> <br /> 5. Al-Hulaaqah : Sibuk bersolek atau tidur atau
santai-santai hingga lalai dengan ibadah-ibadah asas, seperti solat
berjemaah, wirid zikir, mengurus rumah-tangga, berkasih sayang dengan
anak-anak.<br /> <br /> 6. As-Salaaqah : Banyak berbicara, bergosip. Siang
malam, pagi petang asik bergosip. Apa saja yang suami kerjakan selalu
tidak benar dimatanya. Zaman sekarang ni bergosip bukan saja berbicara
di depan suami, tapi dengan telefon, SMS, internet, dan macam-macam cara
yang lain . Yang jelas isteri tu asyik menyusahkan suami dengan
kata-katanya yang menyakitkan.</span></span></div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"></span>rizkihttp://www.blogger.com/profile/05542932377585021292noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7937422980652991558.post-16247549720074054102013-05-27T22:44:00.003+07:002013-12-31T10:42:18.669+07:00#Berlemah lembutlah serta Sayangi Buah Hatimu#<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">#Berlemah lembutlah serta Sayangi Buah Hatimu#</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Wahai Ayah dan Ibu...</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Diantara bentuk ketinggian dan kemuliaan agama islam yang menunjuki bahwa agama islam sangat mencintai dan menyayangi anak-anak (buah hatinya) dengan penuh belas kasih. Karena berlemah lembut kepadanya serta mencurahkan kasih sayang kepada mereka akan mengantarkan kedua orang tuanya menuju syurga.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Bahkan Nabi yang mulia صلى الله عليه و سلم menganjurkan kepada seseorang laki-laki yang hendak menikah agar dia menikahi wanita yang memiliki rasa belas kasih (baik kepada suaminya maupun kelak kepada buah hatinya), sebagaimana hadits yang dikeluarkan oleh abu dawud: 2050</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Mafhumnya, jangan engkau menikahi wanita yang keras hatinya! Yang demikian akan memberikan mudharat untuk suami dan anaknya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Kemudian ada satu hadits lagi yang menunjukkan sangat sayangnya kedua orang tua kepada anaknya, lebih khusus kaum ibu karena dia lebih sering bersama buah hatinya, untuk itu para ibu harus memiliki rasa belas kasih kepada anaknya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Perhatikan hadits yang sangat besar berikut ini:</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<a name='more'></a><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">"Dari Aisyah radhiyallallahu 'anha beliau berkata: "Datang kepada saya seorang wanita dengan membawa 2 putrinya. Maka saya berikan 3 butir kurma, sehingga masing mereka mendapatkan 1 butir kurma.Kemudian masing-masing anaknya pun memakan kurma tersebut, tinggal 1 kurma yang dimiliki oleh ibunya, ketika kurma tersebut hendak dimakan oleh ibunya ,ternyata kedua putrinya meminta kurma tersebut. Lalu aku (Aisyah) melihat ibunya tidak jadi memakannya, tetapi kurma yang menjadi haknya dibelah menjadi 2 kemudian dia berikan kepada kedua putrinya. Kemudian saya (Aisyah) ceritakan kisah yang menakjubkan ini kepada Rasulullah, kemudian beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah dengan kurma tersebut itu telah mewajibkan baginya syurga dan dijauhkan dari neraka" (Riwayat muslim)</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Yaa subhaanallah, sangat indah sekali kisah tersebut yang menunjukan sayangnya dan sangat sabarnya seorang ibu kepada anak-anaknya, yang dengan sebab sayangnya dan kesabarannya Allah berikan syurga dan dijauhkan dari neraka untuknya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Sayangilah buah hatimu...</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Ditulis oleh Ustadz Ahmad Ferry Nasution, Lc حفظه الله تعالى</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Sumber : facebook.com</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"></span>rizkihttp://www.blogger.com/profile/05542932377585021292noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7937422980652991558.post-14419211796566230022013-05-26T14:16:00.000+07:002013-12-31T10:42:32.207+07:00♥ Ternyata Suamiku Tak Pernah mencintaiku ♥<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Ada cerita bagus nih, walau panjang..</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">tp enggak rugi kalau mau bacanya ^_^</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">♥ Ternyata Suamiku Tak Pernah mencintaiku ♥</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Kehidupan pernikahan kami awalnya baik2 saja menurutku.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Meskipun menjelang pernikahan selalu terjadi konflik, tapi setelah menikah Mario tampak baik dan lebih menuruti apa mauku.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Kami tidak pernah bertengkar hebat, kalau marah dia cenderung diam dan pergi kekantornya bekerja sampai subuh, baru pulang kerumah, mandi, kemudian mengantar anak kami sekolah.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Tidurnya sangat sedikit, makannya pun sedikit.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku pikir dia workaholic.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Dia menciumku maksimal 2x sehari, pagi menjelang kerja, dan saat dia pulang kerja, itupun kalau aku masih bangun. Karena waktu pacaran dia tidak pernah romantis, aku pikir, memang dia tidak romantis, dan tidak memerlukan hal2 seperti itu sebagai ungkapan sayang.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Kami jarang ngobrol sampai malam, kami jarang pergi nonton berdua, bahkan makan berdua diluarpun hampir tidak pernah. Kalau kami makan di meja makan berdua, kami asyik sendiri dengan sendok garpu kami, bukan obrolan yang terdengar, hanya denting piring yang beradu dengan sendok garpu.</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Kalau hari libur, dia lebih sering hanya tiduran dikamar, atau main dengan anak2 kami, dia jarang sekali tertawa lepas. Karena dia sangat pendiam, aku menyangka dia memang tidak suka tertawa lepas.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku mengira rumah tangga kami baik2 saja selama 8 tahun pernikahan kami.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Sampai suatu ketika, disuatu hari yang terik, saat itu suamiku tergolek sakit dirumah sakit, karena jarang makan, dan sering jajan di kantornya, dibanding makan dirumah, dia kena typhoid, dan harus dirawat di RS, karena sampai terjadi perforasi di ususnya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Pada saat dia masih di ICU, seorang perempuan datang menjenguknya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Dia memperkenalkan diri, bernama Meisha, temannya Mario saat dulu kuliah.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Meisha tidak secantik aku, dia begitu sederhana, tapi aku tidak pernah melihat mata yang begitu cantik seperti yang dia miliki.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Matanya bersinar indah, penuh kehangatan dan penuh cinta, ketika dia berbicara, seakan2 waktu berhenti berputar dan terpana dengan kalimat2nya yang ringan dan penuh pesona.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Setiap orang, laki2 maupun perempuan bahkan mungkin serangga yang lewat, akan jatuh cinta begitu mendengar dia bercerita.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Meisha tidak pernah kenal dekat dengan Mario selama mereka kuliah dulu, Meisha bercerita Mario sangat pendiam sehingga jarang punya teman yang akrab.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">5 bulan lalu mereka bertemu, karena ada pekerjaan kantor mereka yang mempertemukan mereka.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Meisha yang bekerja di advertising akhirnya bertemu dengan Mario yang sedang membuat iklan untuk perusahaan tempatnya bekerja.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku mulai mengingat2 5 bulan lalu ada perubahan yang cukup drastis pada Mario, setiap mau pergi kerja, dia tersenyum manis padaku, dan dalam sehari bisa menciumku lebih dari 3x.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Dia membelikan aku parfum baru, dan mulai sering tertawa lepas.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Tapi disaat lain, dia sering termenung didepan komputernya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Atau termenung memegang Hp-nya. Kalau aku tanya, dia bilang, ada pekerjaan yang membingungkan.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Suatu saat Meisha pernah datang pada saat Mario sakit dan masih dirawat di RS. Aku sedang memegang sepiring nasi beserta lauknya dengan wajah kesal, karena Mario tidak juga mau aku suapi. Meisha masuk kamar, dan menyapa dengan suara riangnya,</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">” Hai Rima, kenapa dengan anak sulungmu yang nomor satu ini ? tidak mau makan juga? uhh dasar anak nakal, sini piringnya, ” lalu dia terus mengajak Mario bercerita sambil menyuapi Mario, tiba2 saja sepiring nasi itu sudah habis ditangannya. Dan aku tidak pernah melihat tatapan penuh cinta yang terpancar dari mata suamiku, seperti siang itu, tidak pernah seumur hidupku yang aku lalui bersamanya, tidak pernah sedetikpun !</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Hatiku terasa sakit, lebih sakit dari ketika dia membalikkan tubuhnya membelakangi aku saat aku memeluknya dan berharap dia mencumbuku.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Lebih sakit dari rasa sakit setelah operasi caesar ketika aku melahirkan anaknya. Lebih sakit dari rasa sakit, ketika dia tidak mau memakan masakan yang aku buat dengan susah payah.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Lebih sakit daripada sakit ketika dia tidak pulang ke rumah saat ulang tahun perkawinan kami kemarin.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Lebih sakit dari rasa sakit ketika dia lebih suka mencumbu komputernya dibanding aku.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Tapi aku tidak pernah bisa marah setiap melihat perempuan itu.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Meisha begitu manis, dia bisa hadir tiba2, membawakan donat buat anak2, dan membawakan ekrol kesukaanku.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Dia mengajakku jalan2, kadang mengajakku nonton.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Kali lain, dia datang bersama suami dan ke-2 anaknya yang lucu2.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku tidak pernah bertanya, apakah suamiku mencintai perempuan berhati bidadari itu? karena tanpa bertanya pun aku sudah tahu, apa yang bergejolak dihatinya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Suatu sore, mendung begitu menyelimuti jakarta, aku tidak pernah menyangka, hatikupun akan mendung, bahkan gerimis kemudian.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Anak sulungku, seorang anak perempuan cantik berusia 7 tahun, rambutnya keriting ikal dan cerdasnya sama seperti ayahnya. Dia berhasil membuka password email Papa nya, dan memanggilku, ” Mama, mau lihat surat papa buat tante Meisha ?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku tertegun memandangnya, dan membaca surat elektronik itu,</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Dear Meisha,</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Kehadiranmu bagai beribu bintang gemerlap yang mengisi seluruh relung hatiku, aku tidak pernah merasakan jatuh cinta seperti ini, bahkan pada Rima. Aku mencintai Rima karena kondisi yang mengharuskan aku mencintainya, karena dia ibu dari anak2ku. Ketika aku menikahinya, aku tetap tidak tahu apakah aku sungguh2 mencintainya. Tidak ada perasaan bergetar seperti ketika aku memandangmu, tidak ada perasaan rindu yang tidak pernah padam ketika aku tidak menjumpainya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku hanya tidak ingin menyakiti perasaannya. Ketika konflik2 terjadi saat kami pacaran dulu, aku sebenarnya kecewa, tapi aku tidak sanggup mengatakan padanya bahwa dia bukanlah perempuan yang aku cari untuk mengisi kekosongan hatiku. Hatiku tetap terasa hampa, meskipun aku menikahinya. Aku tidak tahu, bagaimana caranya menumbuhkan cinta untuknya, seperti ketika cinta untukmu tumbuh secara alami, seperti pohon2 beringin yang tumbuh kokoh tanpa pernah mendapat siraman dari pemiliknya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Seperti pepohonan di hutan2 belantara yang tidak pernah minta disirami, namun tumbuh dengan lebat secara alami. Itu yang aku rasakan. </span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku tidak akan pernah bisa memilikimu, karena kau sudah menjadi milik orang lain dan aku adalah laki2 yang sangat memegang komitmen pernikahan kami. Meskipun hatiku terasa hampa, itu tidaklah mengapa, asal aku bisa melihat Rima bahagia dan tertawa, dia bisa mendapatkan segala yang dia inginkan selama aku mampu.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Dia boleh mendapatkan seluruh hartaku dan tubuhku, tapi tidak jiwaku dan cintaku, yang hanya aku berikan untukmu. Meskipun ada tembok yang menghalangi kita, aku hanya berharap bahwa engkau mengerti, you are the only one in my heart</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">yours,</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Mario</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Mataku terasa panas. Jelita, anak sulungku memelukku erat.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Meskipun baru berusia 7 tahun, dia adalah malaikat jelitaku yang sangat mengerti dan menyayangiku.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Suamiku tidak pernah mencintaiku.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Dia tidak pernah bahagia bersamaku.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Dia mencintai perempuan lain.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku mengumpulkan kekuatanku.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Sejak itu, aku menulis surat hampir setiap hari untuk suamiku.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Surat itu aku simpan diamplop, dan aku letakkan di lemari bajuku, tidak pernah aku berikan untuknya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Mobil yang dia berikan untukku aku kembalikan padanya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku mengumpulkan tabunganku yang kusimpan dari sisa2 uang belanja, lalu aku belikan motor untuk mengantar dan menjemput anak2ku.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Mario merasa heran, karena aku tidak pernah lagi bermanja dan minta dibelikan bermacam2 merek tas dan baju.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku terpuruk dalam kehancuranku.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku dulu memintanya menikahiku karena aku malu terlalu lama pacaran, sedangkan teman2ku sudah menikah semua.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Ternyata dia memang tidak pernah menginginkan aku menjadi istrinya..</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Betapa tidak berharganya aku.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Tidakkah dia tahu, bahwa aku juga seorang perempuan yang berhak mendapatkan kasih sayang dari suaminya ? Kenapa dia tidak mengatakan saja, bahwa dia tidak mencintai aku dan tidak menginginkan aku ? itu lebih aku hargai daripada dia cuma diam dan mengangguk dan melamarku lalu menikahiku.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Betapa malangnya nasibku.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Mario terus menerus sakit2an, dan aku tetap merawatnya dengan setia.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Biarlah dia mencintai perempuan itu terus didalam hatinya. Dengan pura2 tidak tahu, aku sudah membuatnya bahagia dengan mencintai perempuan itu. Kebahagiaan Mario adalah kebahagiaanku juga, karena aku akan selalu mencintainya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">**********</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Setahun kemudian¦</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Meisha membuka amplop surat2 itu dengan air mata berlinang.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Tanah pemakaman itu masih basah merah dan masih dipenuhi bunga.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">” Mario, suamiku¦. Aku tidak pernah menyangka pertemuan kita saat aku pertama kali bekerja dikantormu, akan membawaku pada cinta sejatiku. Aku begitu terpesona padamu yang pendiam dan tampak dingin. Betapa senangnya aku ketika aku tidak bertepuk sebelah tangan.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku mencintaimu, dan begitu posesif ingin memilikimu seutuhnya. Aku sering marah, ketika kamu asyik bekerja, dan tidak memperdulikan aku. Aku merasa diatas angin, ketika kamu hanya diam dan menuruti keinginanku Aku pikir, aku si puteri cantik yang diinginkan banyak pria, telah memenuhi ruang hatimu dan kamu terlalu mencintaiku sehingga mau melakukan apa saja untukku</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Ternyata aku keliru,. aku menyadarinya tepat sehari setelah pernikahan kita. Ketika aku membanting hadiah jam tangan dari seorang teman kantor dulu yang aku tahu sebenarnya menyukai Mario.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku melihat matamu begitu terluka, ketika berkata, ” kenapa, Rima ? Kenapa kamu mesti cemburu ? dia sudah menikah, dan aku sudah memilihmu menjadi istriku ?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku tidak perduli, dan berlalu dari hadapanmu dengan sombongnya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Sekarang aku menyesal, memintamu melamarku. Engkau tidak pernah bahagia bersamaku. Aku adalah hal terburuk dalam kehidupan cintamu.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku bukanlah wanita yang sempurna yang engkau inginkan.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Istrimu</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Rima</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Di surat yang lain,</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kehadiran perempuan itu membuatmu berubah, engkau tidak lagi sedingin es. Engkau mulai terasa hangat, namun tetap saja aku tidak pernah melihat cahaya cinta dari matamu untukku, seperti aku melihat cahaya yang penuh cinta itu berpendar dari kedua bola matamu saat memandang Meisha¦”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Disurat yang kesekian,</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Aku bersumpah, akan membuatmu jatuh cinta padaku.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku telah berubah, Mario. Engkau lihat kan, aku tidak lagi marah2 padamu, aku tidak lagi suka membanting2 barang dan berteriak jika emosi. Aku belajar masak, dan selalu kubuatkan masakan yang engkau sukai. Aku tidak lagi boros, dan selalu menabung. Aku tidak lagi suka bertengkar dengan ibumu. Aku selalu tersenyum menyambutmu pulang kerumah. Dan aku selalu meneleponmu, untuk menanyakan sudahkah kekasih hatiku makan siang ini? Aku merawatmu jika engkau sakit, aku tidak kesal saat engkau tidak mau aku suapi, aku menungguimu sampai tertidur disamping tempat tidurmu, dirumah sakit saat engkau dirawat, karena penyakit pencernaanmu yang selalu bermasalah¦. Meskipun belum terbit juga, sinar cinta itu dari matamu, aku akan tetap berusaha dan menantinya..”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Meisha menghapus air mata yang terus mengalir dari kedua mata indahnya dipeluknya Jelita yang tersedu-sedu disampingnya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Disurat terakhir, pagi ini</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-9. Tahun lalu engkau tidak pulang kerumah, tapi tahun ini aku akan memaksamu pulang, karena hari ini aku akan masak, masakan yang paling enak sedunia. Kemarin aku belajar membuatnya dirumah Bude Tati, sampai kehujanan dan basah kuyup, karena waktu pulang hujannya deras sekali, dan aku hanya mengendarai motor.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Saat aku tiba dirumah kemarin malam, aku melihat sinar kekhawatiran dimatamu. Engkau memelukku, dan menyuruhku segera ganti baju supaya tidak sakit.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Tahukah engkau suamiku,</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Selama hampir 15 tahun aku mengenalmu, 6 tahun kita pacaran, dan hampir 9 tahun kita menikah, baru kali ini aku melihat sinar kekhawatiran itu dari matamu, inikah tanda2 cinta mulai bersemi dihatimu ?</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Jelita menatap Meisha, dan bercerita,</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">” Siang itu Mama menjemputku dengan motornya, dari jauh aku melihat keceriaan diwajah mama, dia terus melambai-lambaikan tangannya kepadaku.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku tidak pernah melihat wajah yang sangat bersinar dari mama seperti siang itu, dia begitu cantik.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Meskipun dulu sering marah2 kepadaku, tapi aku selalu menyayanginya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Mama memarkir motornya diseberang jalan, Ketika mama menyeberang jalan, tiba2 mobil itu lewat dari tikungan dengan kecepatan tinggi aku tidak sanggup melihatnya terlontar tante.. Aku melihatnya masih memandangku sebelum dia tidak lagi bergerak Jelita memeluk Meisha dan terisak-isak. Bocah cantik ini masih terlalu kecil untuk merasakan sakit di hatinya, tapi dia sangat dewasa.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Meisha mengeluarkan selembar kertas yang dia print tadi pagi. Mario mengirimkan email lagi kemarin malam, dan tadinya aku ingin Rima membacanya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Dear Meisha,</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Selama setahun ini aku mulai merasakan Rima berbeda, dia tidak lagi marah2 dan selalu berusaha menyenangkan hatiku. Dan tadi, dia pulang dengan tubuh basah kuyup karena kehujanan, aku sangat khawatir dan memeluknya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Tiba2 aku baru menyadari betapa beruntungnya aku memiliki dia.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Hatiku mulai bergetar.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Inikah tanda2 aku mulai mencintainya ?</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku terus berusaha mencintainya seperti yang engkau sarankan, Meisha.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Dan besok aku akan memberikan surprise untuknya, aku akan membelikan mobil mungil untuknya, supaya dia tidak lagi naik motor kemana-mana.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Bukan karena dia ibu dari anak2ku, tapi karena dia belahan jiwaku</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Meisha menatap Mario yang tampak semakin ringkih, yang masih terduduk disamping nisan Rima.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Diwajahnya tampak duka yang dalam. Semuanya telah terjadi, Mario.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Kadang kita baru menyadari mencintai seseorang, ketika seseorang itu telah pergi meninggalkan kita</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Jangan lupa Add Contact Admin</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Fans Page Inspirasi Wanita Indonesia</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">PIN BB : 332126C5</span>rizkihttp://www.blogger.com/profile/05542932377585021292noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7937422980652991558.post-30759157462627951982013-05-26T14:09:00.003+07:002014-04-15T21:57:46.213+07:00Lebih penting mana? Ibu kita atau istri kita……<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<br />
<h2>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></h2>
<h2 style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Lebih penting mana? Ibu kita atau istri kita……</span></h2>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="http://sphotos-e.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash3/539024_260124504120094_542821458_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://sphotos-e.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash3/539024_260124504120094_542821458_n.jpg" height="320" width="320" /></a></span></div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"type":45}" id="fbPhotoPageCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption">>>> <b>Lebih penting mana? Ibu kita atau istri kita</b>……?????<br /> <br />
Suami Harus Mendahulukan Ibunya Daripada Istrinya .Sangat wajar kalau
anak laki-laki meski sudah menikah tapi tetap memperhatikan ibu dan
bapaknya, bahkan ini adalah kewajiban anak kepada orang tuanya, terutama
ibu. Meski anak sudah berkeluarga dan punya rumah sendiri, ia tetap
wajib merawat orang tuanya, termasuk menafkahinya seandainya mer<span class="text_exposed_show">eka memang sudah tidak mampu bekerja lagi.<br /> <br /> Anak laki-laki harus taat kepada ibunya, bukan istrinya. Justru istrilah yang harus patuh pada suaminya.<br /> <br />
Dalam sebuah hadits shahih,<i><b> diriwayatkan bahwa Aisyah Ra bertanya
kepada Rasulullah Saw, ”Siapakah yang berhak terhadap seorang wanita?”
Rasulullah menjawab, “Suaminya” (apabila sudah menikah).</b></i><br /> <br /><b><i> Aisyah Ra bertanya lagi,<br /> ”Siapakah yang berhak terhadap seorang laki-laki?” Rasulullah menjawab, “Ibunya” (HR. Muslim)</i></b> <br /> Seorang sahabat, Jabir Ra menceritakan:<br />
Suatu hari datang seorang laki-laki kepada Rasulullah Saw, ia berkata,
“Ya Rasulallah, saya memiliki harta dan anak, dan bagaimana jika bapak
saya menginginkan (meminta) harta saya itu? Rasulullah menjawab, “Kamu
dan harta kamu adalah milik ayahmu”. (HR. Ibnu Majah dan At-Thabrani).<br /> <br /> Ini berarti apabila orang tua membutuhkan bantuan, maka kita tidak boleh menolak, apalagi sampai menyakiti perasaannya.<br /> <br /> Jangan Korbankan Orang Tua Demi Istri,Meskipun Ia Cantik!<br /> <br /> Allah Swt berfirman, “…dan hendaklah kamu bersyukur kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu” (QS. Luqman:14).<br /> <br />
Begitu penting berbuat baik dan berterima kasih kepada kepada kedua
orang tua kita, sampai Rasulullah bersabda,<span style="color: #f1c232;"> “Ridha Allah terdapat pada
keridhaan orang tua. Dan murka Allah terdapat pada kemurkaan orang tua”
(HR. Turmudzi).</span> <br /> Demikian tinggi kedudukan orang tua terhadap
anaknya, sampai-sampai Allah baru meridhai kita kalau orang tua ridha
kepada kita. Sebaliknya, Allah akan marah kepada kita apabila kita
menyia-nyiakan orang tua. Karena itu, janganlah seorang anak laki-laki
mengorbankan orang tua demi istri, meskipun istri tersebut sangat
cantik! Sebab berbakti kepada orang tua termasuk kewajiban pokok yang
perintahnya digandeng dengan perintah beribadah kepada Allah, “Dan
Tuhanmu telah memerintahkan<br /> supaya kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik baiknya”
(QS. Al- Isra’:23).<br /> <br /> Istri Jaman Sekarang Kebanyakan Bermusuhan
Dengan Ibu Mertuanya Jika kita mau jujur, kita akan setuju dengan
pernyataan tersebut. Bagi istri, ketemu dengan ibu mertua sama dengan
ketemu Mak Lampir.Jenis istri seperti inilah yang jumlahnya seribu.
Artinya, sebagian besar istri berperangai seperti itu.<br /> </span></span></span></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"type":45}" id="fbPhotoPageCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"><br /> Seorang
suami yang bijak seharusnya bisa menuntun istrinya agar sadar dan
mengerti bahwa seorang laki-laki meskipun sudah menikah, tapi masih
punya kewajiban mengurus ibunya. Istri yang baik tidak akan melarang
suaminya berbuat baik kepada orang tuanya.Seyogyan ya, seorang istri
membantu suaminya dengan cara memberi dorongan dan peluang kepadanya
untuk berbuat baik kepada orang tuanya. Tidak perlu takut, kalau suami
memberi uang kepada ibunya, lantas rejekinya istri akan berkurang.
Yakinlah, dengan rahmat-Nya, Allah akan melipat gandakannya.</span></span></span></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"type":45}" id="fbPhotoPageCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"><br /> <br /> Dengan seperti itu,seorang istri akan<br /> mendapat pahala kebaikan pula.<br /> Sebaliknya, jika istri menghalang-halangi suami berniat baik, maka ia akan mendapat dosa.</span></span></span></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"type":45}" id="fbPhotoPageCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"><a href="http://www.google.co.id/" target="_blank"><br /> </a></span></span></span></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"type":45}" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"><a href="http://www.google.co.id/" target="_blank">Sumber Gambar </a></span></span></span></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"type":45}" id="fbPhotoPageCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"><br /> </span></span></span></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="http://www.facebook.com/photo.php?fbid=260124504120094&set=a.200720216727190.51037.200713626727849&type=1&ref=nf" target="_blank"><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"type":45}" id="fbPhotoPageCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"><br /> </span></span></span></a></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"type":45}" id="fbPhotoPageCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"><a href="http://www.facebook.com/photo.php?fbid=260124504120094&set=a.200720216727190.51037.200713626727849&type=1&ref=nf" target="_blank">Sumber</a><br /> </span></span></span></span>rizkihttp://www.blogger.com/profile/05542932377585021292noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-7937422980652991558.post-38033572364652061062013-05-02T20:27:00.003+07:002014-04-15T21:58:18.242+07:00Yang Dilarang dan Dibolehkan Saat Haid<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Status Nasehat</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">#Yang Dilarang dan yang Dibolehkan Saat Haid#</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Darah haid adalah darah normal pada wanita, berwarna hitam pekat dan berbau tidak enak, keluar dari tempat dan waktu tertentu. Darah ini penting sekali dipahami baik bagi wanita itu sendiri, termasuk pula bagi pria karena ia nantinya menjadi pendamping wanita atau memiliki sanak keluarga yang mesti ia jelaskan tentang masalah ini. Yang rumaysho.com angkat kali ini mengenai masalah larangan bagi wanita haid. Yaitu hal-hal apa saja yang tidak boleh dilakukan. Dan hal yang dilarang ini juga berlaku bagi wanita nifas. Juga ada sedikit penjelasan mengenai hal-hal yang sebenarnya bukan larangan.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">#Larangan pertama: <a href="http://makalah-informasi.blogspot.com/2012/12/rapatkan-dan-luruskan-shaf-atau-hati.html" target="_blank">Shalat</a></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Para ulama sepakat bahwa diharamkan shalat bagi wanita haid dan nifas, baik shalat wajib maupun shalat sunnah. Dan mereka pun sepakat bahwa wanita haid tidak memiliki kewajiban shalat dan tidak perlu mengqodho’ atau menggantinya ketika ia suci.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Dari Abu Sai’d, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,</span><br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">أَلَيْسَ إِذَا حَاضَتْ لَمْ تُصَلِّ ، وَلَمْ تَصُمْ فَذَلِكَ نُقْصَانُ دِينِهَا</span></div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">"Bukankah bila si wanita haid ia tidak shalat dan tidak pula puasa? Itulah kekurangan agama si wanita. (Muttafaqun ‘alaih, HR. Bukhari no. 1951 dan Muslim no. 79)</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Dari Mu’adzah, ia berkata bahwa ada seorang wanita yang berkata kepada ‘Aisyah,</span><br />
<br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">أَتَجْزِى إِحْدَانَا صَلاَتَهَا إِذَا طَهُرَتْ فَقَالَتْ أَحَرُورِيَّةٌ أَنْتِ كُنَّا نَحِيضُ مَعَ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - فَلاَ يَأْمُرُنَا بِهِ . أَوْ قَالَتْ فَلاَ نَفْعَلُهُ</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Apakah kami perlu mengqodho’ shalat kami ketika suci?” ‘Aisyah menjawab, “Apakah engkau seorang Haruri? Dahulu kami mengalami haid di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup, namun beliau tidak memerintahkan kami untuk mengqodho’nya. Atau ‘Aisyah berkata, “Kami pun tidak mengqodho’nya.” (HR. Bukhari no. 321)</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">#Larangan kedua: Puasa</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Dalam hadits Mu’adzah, ia pernah bertanya pada ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha,</span><br />
<br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">مَا بَالُ الْحَائِضِ تَقْضِى الصَّوْمَ وَلاَ تَقْضِى الصَّلاَةَ فَقَالَتْ أَحَرُورِيَّةٌ أَنْتِ قُلْتُ لَسْتُ بِحَرُورِيَّةٍ وَلَكِنِّى أَسْأَلُ. قَالَتْ كَانَ يُصِيبُنَا ذَلِكَ فَنُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّوْمِ وَلاَ نُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّلاَةِ.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">'Kenapa gerangan wanita yang haid mengqadha' puasa dan tidak mengqadha' shalat?' Maka Aisyah menjawab, 'Apakah kamu dari golongan Haruriyah? ' Aku menjawab, 'Aku bukan Haruriyah, akan tetapi aku hanya bertanya.' Dia menjawab, 'Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk mengqadha' puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha' shalat'." (HR. Muslim no. 335) Berdasarkan kesepakatan para ulama pula, wanita yang dalam keadaan haid dan nifas tidak wajib puasa dan wajib mengqodho’ puasanya. (Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah, 28/ 20-21)</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">#Larangan ketiga: Jima’ (Hubungan intim di kemaluan)</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Kaum muslimin sepakat akan haramnya menyetubuhi wanita haid berdasarkan ayat Al Qur’an dan hadits-hadits yang shahih.” (Al Majmu’, 2: 359) Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Menyetubuhi wanita nifas adalah sebagaimana wanita haid yaitu haram berdasarkan kesepakatan para ulama.” (Majmu’ Al Fatawa, 21: 624)</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Allah Ta’ala berfirman,</span><br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ</span></div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari (hubungan intim dengan) wanita di waktu haid.” (QS. Al Baqarah: 222). Imam Nawawi berkata, “Mahidh dalam ayat bisa bermakna darah haid, ada pula yang mengatakan waktu haid dan juga ada yang berkata tempat keluarnya haid yaitu kemaluan. … Dan menurut ulama Syafi’iyah, maksud mahidh adalah darah haid.” (Al Majmu’, 2: 343)</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Dalam hadits disebutkan,</span><br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">مَنْ أَتَى حَائِضًا أَوِ امْرَأَةً فِى دُبُرِهَا أَوْ كَاهِنًا فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ -صلى الله عليه وسلم-</span></div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Barangsiapa yang menyetubuhi wanita haid atau menyetubuhi wanita di duburnya, maka ia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam-.” (HR. Tirmidzi no. 135, Ibnu Majah no. 639. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih). Al Muhamili dalam Al Majmu’ (2: 359) menyebutkan bahwa Imam Asy Syafi’i rahimahullahberkata, “Barangsiapa yang menyetubuhi wanita haid, maka ia telah terjerumus dalam dosa besar.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Hubungan seks yang dibolehkan dengan wanita haid adalah bercumbu selama tidak melakukan jima’ (senggama) di kemaluan. Dalam hadits disebutkan,</span><br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">اصْنَعُوا كُلَّ شَىْءٍ إِلاَّ النِّكَاحَ</span></div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Lakukanlah segala sesuatu (terhadap wanita haid) selain jima’ (di kemaluan).” (HR. Muslim no. 302)</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Dalam riwayat yang muttafaqun ‘alaih disebutkan,</span><br />
<br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَتْ إِحْدَانَا إِذَا كَانَتْ حَائِضًا ، فَأَرَادَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - أَنْ يُبَاشِرَهَا ، أَمَرَهَا أَنْ تَتَّزِرَ فِى فَوْرِ حَيْضَتِهَا ثُمَّ يُبَاشِرُهَا . قَالَتْ وَأَيُّكُمْ يَمْلِكُ إِرْبَهُ كَمَا كَانَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - يَمْلِكُ إِرْبَهُ</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Dari 'Aisyah, ia berkata bahwa di antara istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ada yang mengalami haid. Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam ingin bercumbu dengannya. Lantas beliau memerintahkannya untuk memakai sarung agar menutupi tempat memancarnya darah haid, kemudian beliau tetap mencumbunya (di atas sarung). Aisyah berkata, “Adakah di antara kalian yang bisa menahan hasratnya (untuk berjima’) sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menahannya?” (HR. Bukhari no. 302 dan Muslim no. 293). Imam Nawawi menyebutkan judul bab dari hadits di atas, “Bab mencumbu wanita haid di atas sarungnya”. Artinya di selain tempat keluarnya darah haid atau selain kemaluannya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">#Larangan keempat: Thawaf Keliling Ka’bah</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Ketika ‘Aisyah haid saat haji, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padanya,</span><br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">فَافْعَلِى مَا يَفْعَلُ الْحَاجُّ ، غَيْرَ أَنْ لاَ تَطُوفِى بِالْبَيْتِ حَتَّى تَطْهُرِى</span></div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Lakukanlah segala sesuatu yang dilakukan orang yang berhaji selain dari melakukan thawaf di Ka’bah hingga engkau suci.” (HR. Bukhari no. 305 dan Muslim no. 1211)</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">#Larangan kelima: Menyentuh mushaf Al Qur’an</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Orang yang berhadats (hadats besar atau hadats kecil) tidak boleh menyentuh mushaf seluruh atau sebagiannya. Inilah pendapat para ulama empat madzhab. Dalil dari hal ini adalah firman Allah Ta’ala, </span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">لَا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ</span></div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan” (QS. Al Waqi’ah: 79)</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Begitu pula sabda Nabi ‘alaihish sholaatu was salaam,</span><br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">لاَ تَمُسُّ القُرْآن إِلاَّ وَأَنْتَ طَاهِرٌ</span></div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Tidak boleh menyentuh Al Qur’an kecuali engkau dalam keadaan suci.” (HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, beliau mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Bagaimana dengan membaca Al Qur’an? Para ulama empat madzhab sepakat bolehnya membaca Al Qur’an bagi orang yang berhadats baik hadats besar maupun kecil selama tidak menyentuhnya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Syaikh Ibnu Baz rahimahullah berkata, “Diperbolehkan bagi wanita haid dan nifas untuk membaca Al Qur’an menurut pendapat ulama yang paling kuat. Alasannya, karena tidak ada dalil yang melarang hal ini. Namun, seharusnya membaca Al Qur’an tersebut tidak sampai menyentuh mushaf Al Qur’an. Kalau memang mau menyentuh Al Qur’an, maka seharusnya dengan menggunakan pembatas seperti kain yang suci dan semacamnya (bisa juga dengan sarung tangan, pen). Demikian pula untuk menulis Al Qur’an di kertas ketika hajat (dibutuhkan), maka diperbolehkan dengan menggunakan pembatas seperti kain tadi.” (Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 10: 209-210)</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">>>>>Hal-Hal yang Masih Dibolehkan bagi Wanita Haid dan Nifas</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">1. Membaca Al Qur’an tanpa menyentuhnya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">2. Berdzikir.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">3. Bersujud ketika mendengar ayat sajadah karena sujud tilawah tidak dipersyaratkan thoharoh menurut pendapat paling kuat.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">4. Menghadiri shalat ‘ied.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">5. Masuk masjid karena tidak ada dalil tegas yang melarangnya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">6. Melayani suami selama tidak melakukan jima’ (hubungan intim di kemaluan).</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">7. Tidur bersama suami.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Adapun tentang masalah lainnya,<a href="http://rumaysho.com/" target="_blank"> rumaysho.com</a> akan membahasnya di kesempatan yang lain, bi idznillah.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Wallahu waliyyut taufiq was sadaad.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">@ Riyadh, KSA, 13 Rabi’ul Awwal 1433 H.</span><br />
<br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">#Silahkan di share dan di like untuk kebaikan bersama :) </span><br />
<span style="color: #f1c232; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><i><br /></i></span>
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><i><span style="color: #f1c232;">Yang Dilarang dan yang Dibolehkan Saat Haid</span></i></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>rizkihttp://www.blogger.com/profile/05542932377585021292noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7937422980652991558.post-50855748754395529592013-04-10T10:08:00.000+07:002013-12-31T10:46:10.927+07:00Bayi Ompong, dan Kakek atau Nenek Ompong.<div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">~Dr Muhammad Arifin Badri,MA~</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Bayi ompong, dan kakek atau nenek ompong.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Anda bisa bayangkan bila bayi lahir telah tumbuh gigi lengkap dengan taringnya, bak anak harimau, niscaya ibunya akan tersiksa, putingnya digigit, dan bisa-bisa sang anak jadi kanibal.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Sekedar melihat anak yang demikian pasti saja, menjadikan anda keheranan.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Pendek kata, bayi bergigi bisa mencelakakan orang lain.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Namun bila kakek dan nenek tetap utuh giginya, maka bisa berbahaya, lupa daratan dan rakus, kata orang tua-tua keladi, makin tua makin menjadi, padahal secara fisik dan lainnya orang tua harus berhati-hati dalam makan, agar tidak celaka.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Singkat kata: kakek dan nenek yang bergigi utuh bisa mencelakakan diri sendiri.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Pelajarannya:</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Gigi adalah nikmat, namun bila diberikan pada waktu yang tidak tepat bisa menjadi ancaman, dan bila diberikan dalam jumlah yang berlebihan juga bisa mendatangkan ancaman.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">syukurilah nikmat yang ada pada anda, tidak ada yang salah, baik waktu anda menerimanya atau kadarnya. Semua sesuai dengan kapasitas dan kemampuan anda.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَكِن يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَّا يَشَاء إِنَّهُ بِعِبَادِهِ</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">خَبِيرٌ بَصِيرٌ </span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">"Andailah Allah membentangkan rizki-Nya kepada hamba-hamba-Nya niscaya mereka berbuat melampaui batas. Namun Allah menurunkan rizqi-Nya dalam kadar yang Ia kehendaki, sejatinya Allah Maha mengetahui dan Maha Melihat hamba-hamba-Nya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">(Q.S. Asy SYura: 27)</span>rizkihttp://www.blogger.com/profile/05542932377585021292noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7937422980652991558.post-77463934047002864462013-04-01T09:31:00.001+07:002013-12-31T11:07:48.980+07:00Aku Terpaksa Menikahimu dan Akhirnya Aku Menyesal<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<strong><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKkSH3jKSYCk2W-1ZL5zgTdwBfedyfEbiVPAwd_OMzGSh2ZenjTHvD6yRdJE5zLRl6Kx820avpMh5C5CuwqN_4yj5OxPutXTdZnmYpCfqVocRM6FZXlNFb1EpOwmgkdD-F23U4KuCaZoA/s1600/543305_298108183601327_281140768631402_718014_503632130_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKkSH3jKSYCk2W-1ZL5zgTdwBfedyfEbiVPAwd_OMzGSh2ZenjTHvD6yRdJE5zLRl6Kx820avpMh5C5CuwqN_4yj5OxPutXTdZnmYpCfqVocRM6FZXlNFb1EpOwmgkdD-F23U4KuCaZoA/s320/543305_298108183601327_281140768631402_718014_503632130_n.jpg" width="320" /></a></strong></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><strong> ku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. </strong>Meskipun
menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya.
Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri. </span><br />
<br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><strong> Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku.</strong> Meskipun
membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku
terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa
kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya
kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat
menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami
sempurna untuk putri satu-satunya mereka.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Setelah menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan
segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku
tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku
selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya
setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku
padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua
keinginanku.</span><br />
<br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani
melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku.
Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku
sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan
meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku
meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia
menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai
pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia
menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang
dengan teman-temanku.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja,
tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB
dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam
sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia
membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari
empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah
ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran
yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak
hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku
mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang
ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami
dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah
yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari
itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku.
Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang
mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan
tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan
perkawinanku, aku juga membenci kedua orangtuaku.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti
anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak
menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan
pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia
kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat
untuk pergi.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan
waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam
kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang
tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan
kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun
betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di
rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak
menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang
terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan
bertanya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> </span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> “Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya
uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke
tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya
menjelaskan dengan lembut.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa
menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali
berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah
membentak. “Apalagi??”</span><br />
<br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> “Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya
padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku
menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu
jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir
dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si
empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan
mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa
malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku
gengsi untuk berhutang dulu.</span><br />
<br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku
segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar
sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun
sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering
teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara
bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon
suamiku.</span><br />
<br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu
memperkenalkan diri, “selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak
armandi?” kujawab pertanyaan itu segera.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Lelaki asing itu ternyata seorang polisi, ia memberitahu bahwa
suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah
sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima
kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku
menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon
mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat
seputih kertas.</span><br />
<br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana
juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya
diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku
tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan
segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat
ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan
menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena
kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan
kematiannya. Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan
kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada
airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah
ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi
kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis.</span><br />
<br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku
termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar
menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan
kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa
yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami.
Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali
pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum
hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap
berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku
padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis
tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti,
airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam
mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti
menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang
telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara. </span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> </span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku
hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang
kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi
terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen
mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku
sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak
pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak
disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie
instant dan kopi kental.</span><br />
<br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia
mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak
untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak
perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan
masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari
karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi
permintaannya untuk pindah lebih dekat ke </span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">kantornya karena tak mau
jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.</span><br />
<br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Saat pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika
melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak
tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun
dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku
dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka
kehilangan dirinya.</span><br />
<br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya
bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah
terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal
kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan
ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat
suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku
lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa
dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam
kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya
setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman
kerjanya kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di
kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di
sebelahku.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi
sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali.
Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi
kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku
begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku
tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap
tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana. Dulu
aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja,
sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau
kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan
mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya dengan
kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru
menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya.</span><br />
<br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div style="text-align: left;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Aku juga marah pada diriku sendiri, aku
marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku
marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang
membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua
penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang,
tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan
ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada
Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun
karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu
sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit.
Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari
keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini
kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka
setelah kepergian suamiku.</span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /> Empat puluh hari setelah kematiannya,
keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak
yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku.
Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja.</span></div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div style="text-align: left;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Semua dilakukan suamiku. Berapa besar
pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya
jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk
keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa.
Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta
kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka,
ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal
aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga.
Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah
tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu
sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena
jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk
menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah
punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.</span></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama
seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris
memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan
seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam
surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi
suratnya untukku.<span style="text-align: center;"> </span></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><blockquote>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><em>“Istriku Liliana tersayang,</em></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><em>Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf
karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri.
Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah
memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak
adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.</em></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><em>Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya.
Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama
ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian
nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang
bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk
membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka,
ya sayang.</em></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><em>Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk
membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan
padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama
ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh
yang lebih baik dariku.</em><br /><em>Teruntuk Farah, putri tercintaku.
Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik
seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah.
Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian
berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy!”</em></span><br />
</blockquote>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang
diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa
asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya.
Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan
usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajeri oleh orang-orang
kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar
cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap
membanjiri kami dengan cinta.</span><br />
<br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang
hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam
hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika
orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku
selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku
saat suamiku pergi.</span><br />
<br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi
putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami
bertanya, “Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya
Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku merangkulnya sambil berkata “Cinta sayang, cintailah
suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau
akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan
hatinya, akan belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar
apapun persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Putriku menatapku, “seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?”</span><br />
<br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Aku menggeleng, “bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah
mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada
ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada
suamiku. Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi
menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas
darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya
yang begitu tulus.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">***</span></div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Begitulah penyesalan sang istri akhirnya, dia menangis dan
menyesal. Ketika suaminya telah tiada, dia baru sadar betapa besarnya
cinta suaminya kepada dia. Semoga hal ini tidak terjadi lagi dalam
kehidupan sekarang tetapi hanya cintanya saja yang akan terjadi.</span></div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> </span></div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><em>Dipublikasikan oleh berbagai sumber</em></span></div>
rizkihttp://www.blogger.com/profile/05542932377585021292noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7937422980652991558.post-15565000408596173982013-03-27T22:50:00.002+07:002013-12-31T11:08:52.086+07:00Area 5: Aku Mencegah Adikku Pacaran<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<br />
<h4 style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Aku Mencegah Adikku Pacaran</span></span></h4>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Sebelumnya aku sudah pernah bilang kalau aku mengkhawatirkan adikku, Rahma, karena dia begitu.. ehem.. cantik, kan? Dan aku khawatir kalau banyak yang mengajaknya jadi pacarnya? Biar kutambah: Aku juga khawatir kalau pas dia mulai masuk sekolah lagi, dia bakal bikin anak-anak laki-laki smandak pada nggak bisa melepaskan pandangannya dari adikku itu.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Dan kekhawatiranku itu jadi nyata.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Hari ketigaku di smandak, Rahma menggemparkan seantero sekolah. Obrolan-obrolan dan bisik-bisik di sekitarku yang lebih intens daripada keributan ribuan lebah yang sarangnya diganggu bocah berandal ala Amerika cuma mengisyaratkan satu topik: Anak baru yang begitu cantik bagaikan bidadari kesasar di bumi.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Oke, mungkin itu berlebihan, soalnya yang menyuarakan itu para laki-laki mainstream–dalam bahasa Putra.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Tentu saja, anak-anak Kompas (Komunitas IPA Satu, aku baru dikasih tahu tadi pagi oleh Arbiarso) juga ikut membicarakannya. Tapi yang paling semangat tentu saja kaum Adam–dengan pengecualian aku (ya iyalah) dan Putra. Arbiarso, Aldi, dan Reza, mereka yang paling semangat bicarain Rahma. Kayak sekarang, mereka lagi ngumpul di meja paling belakang, ngobrolin sang Il Phenomenon.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Za, cantikan mana anak baru itu sama si Ismi?” tanya Arbiarso.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Reza tampak menimbang-nimbang sebentar. “Gimana ya? Mau jujur takutnya si Ismi marah, euy.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Lah, orangnya nggak ada di sini, kok.” Kata Aldi cuek. “Kataku sih lebih cantik anak baru itu daripada si Ismi.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Heh, enak aja.” Gerutu Reza, tapi dalam sekejap air mukanya berubah. “Tapi iya juga, sih.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Buuu! Gak konsisten!” Arbiarso menyoraki Reza sambil melempari Reza dengan gumpalan kertas.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Jam pelajaran Bahasa Indonesia kosong, Bu Tina nggak tahu kemana. Nggak ada tugas pula. Jadi wajar kalau anak-anak pada bebas. Ada yang ngabur ke kantin, ke kelas lain, nongkrong di luar, ke masjid, atau paling mentok ngobrol di dalam kelas, kayak Arbiarso dkk. Aku sendiri cuma baca buku di kursiku, sementara Putra pergi ke tempat yang we-know-where. Sebenarnya dia mengajakku juga, tapi aku milih buat baca novel Hercule Poirot yang kupinjam dari perpus aja di kelas.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku hampir menyesal nggak ikut ajakan Putra, soalnya kelas penuh dengan omongan membosankan soal Rahma. Bahkan aku nggak bisa konsen buat baca. Apalagi tiga anak di belakangku ini, paling berisik.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Eh, kira-kira dia udah punya pacar, belum?” tanya Reza.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku spontan menoleh ke belakang. Mataku disipitkan, yang selalu kulakukan kalau aku mendengar sesuatu yang nggak enak.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Gak tahu. Mudah-mudahan aja belum.” jawab Arbiarso dengan nada penuh harap.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<br />
<a name='more'></a><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Bah, itu si Hamni mau dikemanain?” timpal Aldi.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Arbiarso menoleh ke sekeliling, seolah memastikan kalau Hamni nggak ada di sekitar sana. “Ah, urusan gampang dia sih. Yang penting tahu dulu, si anak baru itu.. eh, siapa sih namanya?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Ah, kamu sih, nanya dia udah punya pacar apa belum, eh namanya aja gak tahu. Huuu!” Aldi menyoraki Arbiarso. Raut mukanya dan cara bicaranya menyatakan seolah dia baru saja mendengar seseorang mengatainya “Alien Budug”, tapi juga punya kesan kalau dia memang biasa begitu.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Ya buruan lah, siapa namanya?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kalau gak salah sih Rahma. Kelas XI IPA 1.” Jawab Reza.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Rahma, ya? Yang penting mah tahu dulu si Rahma punya pacar atau nggak. Kesananya nanti gampang!”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku makin jengkel mendengarnya. Masa’ aku harus bikin si Arbiarso korban tendangan Tae Kwon Do-ku yang ke-17? Aku nggak suka rekor Anak Baru Yang Paling Cepat Menghajar Teman Sekelas Barunya dimuat di Buku Rekor MURI.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Reza nyadar kalau aku lagi memperhatikan mereka. “Oi, Renza! Sini, deh!”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku mengangkat alisku, tapi aku menutup bukuku dan pergi ke meja belakang.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Eh, kamu udah tahu kan tentang anak baru itu? Katanya sih cantik banget, sayangnya belum lihat.” Kata Reza begitu saja pas aku berdiri di samping meja mereka.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku memasang ekspresi datar saja. “Ya, aku udah tahu. Kau pikir dia benar-benar cantik?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Ah, kalau si Ikiw yang ngomong sih nggak usah ragu. Masalah cewek mah dia nggak bisa bohong.” Jawab Arbiarso.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Oh.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Secantik apa ya orangnya? Penasaran.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Oh ya, kok masuknya bisa hamoiur barengan ya sama kamu, Renza?” tanya Aldi. “Jangan-jangan kamu kenal, lagi? Atau dari sekolah yang sama?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Reza dan Arbiarso spontan melontarkan tatapan ke arahku yang seolah bilang ‘Kasih tahu gak? Atau pulang sekolah nanti siap-siap bonyok!’</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku mendengus pelan. “Ya, aku tahu dia.” Jawabku jujur.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Mata ketiga orang itu berbinar penuh harapan.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Wah, yang bener nih, Ren?” tanya Reza.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku mengambil HPku dari kantong celana dan mencari-cari sesuatu.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Ini orangnya.” Kataku sambil menunjukkan sebuah foto yang terpampang di layar HPku. Foto Rahma pas lagi liburan di Pulau Seribu, di pantai salah satu pulaunya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Reaksi ketiga orang itu tepat sesuai dugaanku: Terpana. Aldi malah melongo begitu dalam, sampai-sampai kupikir dia kerasukan jin–atau memang itu ekspresi aslinya, aku nggak tahu.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Ini sih bidadari nyasar di bumi.” Gumam Reza.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Arbiarso sadar paling cepat. “Eh, kamu kok bisa punya fotonya? Kamu teman sekolahnya? Atau..”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Dia adikku.” Jawabku dingin.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Sontak mereka bertiga membeku.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Adikmu?” tanya Arbiarso nggak percaya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Masa’ ah?” tanya Reza nggak yakin.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Nggak bohong, nih?” tanya Aldi curiga.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku mendapat pelajaran baru saat itu: orang mabok susah buat percaya kebenaran selain versi mereka sendiri.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Rahma Senja Meigawanti, usia 17 tahun, anak kedua dari 3 bersaudara, adik dari Arda Renzasvus Karvesczcseni dan kakak dari Reza Fajar Hardianto, asal sekolah SMAN 71 Jakarta, pindah ke Sukabumi karena mengikuti orangtuanya yang keduanya adalah dokter di RSUD Sekarwangi.” Aku menerangkan dengan agak seenaknya. “Ada yang kurang? Tanggal lahir? Aku nggak minat ngasih tahu kalian.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Kayaknya aku mengucapkan itu lumayan keras, soalnya anak-anak lain di kelas berpaling memperhatikanku. Banyak di antara mereka yang juga memasang ekspresi kaget.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Ya Allah, Rahma itu adik kamu?” tanya Ainun sambil menghampiriku. “Kamu punya adik secantik itu?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku bosan mendengar kata ‘cantik’ yang keluar dari mulut anak-anak ini–mungkin kalian juga–, tapi kujawab saja, “Ya. Dia adikku.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Anak-anak perempuan berbisik-bisik, entah apa yang mereka bicarakan. Sementara Arbiarso, Aldi, dan Reza nggak bersuara apa-apa lagi. Mungkin merasa nggak enak, bahwa orang yang mereka bicarakan dari tadi ternyata adik dari teman baru mereka.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Dia nggak punya pacar, dan dia juga nggak kelihatan minat buat pacaran.” Kataku. “Dan aku sendiri nggak akan membiarkan orang yang menginginkan Rahma jadi pacarnya. Nggak akan kuizinkan.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku menambahkan nada dingin dalam dua kalimat terakhirku, dan itu sukses membuat Arbiarso dkk makin nggak bersuara, serta membuat nada baru dalam bisik-bisik di kalangan anak-anak perempuan.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku kembali ke kursiku dan mulai baca lagi. Kuharap hari itu aku nggak mendengar omongan-omongan aneh lagi mengenai Rahma. Tapi tiba-tiba bayangan itu melintas lagi di kepalaku.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Errgghh..” gumamku, menggeleng-gelengkan kepala.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Sialan, aku masih belum bisa menghilangkan bayangan orang yang kutabrak secara sangat-super-seperti-sinetron-sekali kemarin. Orang yang nggak kalah cantik dari Rahma, dan bahkan lumayan mirip.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Dasar bodoh.” Makiku terhadap diriku sendiri, lalu aku mulai baca lagi.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">***</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Rahma, kau sebaiknya jaga diri baik-baik.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku lupa udah berapa juta kali aku mengatakan ini, tapi aku selalu saja merasa perlu untuk mengatakannya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Rahma cuma mengangguk. Sepanjang perjalanan di angkot 09 itu, Rahma memang cuma diam saja, sambil sesekali membuka HPnya. Penumpangnya cuma kami berdua.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kakak tahu kamu bosan dengan kalimat barusan, tapi faktanya kau memang harus ekstra hati-hati. Di smandak pun anak-anak cowoknya nggak beda jauh sama di sekolahmu dulu.” Kataku. “Well, yang namanya laki-laki memang hampir semuanya sama sih, kalau udah berurusan sama yang namanya cewek.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“iya, kak. Rahma paham, kok.” Katanya lembut, sambil tersenyum kecil.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Hari itu Rahma mengenakan kerudung segiempat putih, yang berpadu cocok dengan seragam SMAnya. Ekspresinya agak sendu dan raut mukanya lembut, dengan lesung pipi yang selalu muncul ketika dia tersenyum. Dan kalau Rahma senyum, kayaknya anak-anak smandak bisa saling jotos satu sama lain untuk bisa melihatnya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Berlebihan? Mungkin iya, mungkin nggak. Soalnya itu belum kejadian, sih. Dan kalaupun di sekolah lamanya itu pernah kejadian, Rahma nggak pernah cerita.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Dan sekilas, Rahma kembali mengingatkanku (lagi) pada orang yang kutabrak secara-sinetron-banget kemarin itu. Agak mengejutkan bahwa mereka berdua agak mirip, meski warna kulit Rahma itu putih, bukan kecoklatan.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Aaaggghhh!” gerutuku, sambil menggeleng-gelengkan kepala dengan jengkel. Kenapa aku jadi ingat orang itu terus, sih?</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kak? kenapa?” tanya Rahma, bingung.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Eh? Ah, nggak. Bukan apa-apa.” Kataku. Rahma masih menatapku dengan nggak yakin.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Angkot menepi, dan dua orang cowok yang mengenakan baju seragam SMK naik ke angkot yang kutumpangi. Dari penampilannya, bisa kutebak kalau mereka bukan orang baik-baik. Muka kucel dengan raut yang menyebalkan (seolah ngajakin berantem setiap orang di sekelilingnya), rambut alay (kayak Andika mantan vokalis Kangen Band), celana ngatung, dan sepatu butut. Tas bahunya kempes, seolah nggak ada isinya. Keduanya duduk berseberangan, tepat di sebelahku dan Rahma.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku langsung meningkatkan kewaspadaanku.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Si Alay Nomor Satu menoleh ke arah Rahma.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Eh, neng. Mau kemana?” katanya dengan nada yang dibuat-buat. Aku memicingkan mataku dan menatap Si Alay ini dengan tajam.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Rahma kelihatan terkejut tiba-tiba ditanya begitu dan bingung mau jawab apa. Dia menoleh ke arahku dengan tatapan Waduh, gimana ini, kak?</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Wah, si eneng ini pemalu, ya?” Si Alay Nomor Dua yang duduk di sampingku mulai ngoceh. “Sekolahnya dimana, neng geulis?”</span><br />
<div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku melemparkan pandangan Biar kakak yang urus pada Rahma.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Ehem.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Kedua alay berpaling padaku.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Aya naon?” tanya Si Alay Nomor Satu dengan tajam.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku nggak tahu cowok itu ngomong apaan, tapi kujawab “Jangan macam-macam.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Kedua alay itu bertukar pandang dan kembali menatapku dengan aneh.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Eh, memangna maneh sahana awewe ieu? Balaga siah.” Kata SI Alay Nomor Dua. Nadanya ngancem.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Dan bisa kau bicara dengan bahasa Indonesia saja? Aku nggak ngerti kalian ngomong apaan.” Balasku.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Si Alay Nomor Dua mendengus. “Ah, boloon sugan? Memangnya elu ini siapanya cewek ini, hah? Pacarnya? Belagak amat, lu!” Katanya sambil melotot.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Ekspresiku mengeras (aku tahu itu dari Rahma yang agak gelisah pas melihatku) dan aku balas menatapnya dengan dingin, sedingin yang aku bisa.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Dasar bocah kurang ajar, baru juga ketemu sikapnya udah nggak tahu sopan santun. Diajar apa sih sama orangtuamu?” balasku.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Heh, lu jangan bawa-bawa orangtua! Lu pikir lu siapa, hah?” gertak SI Alay Nomor Satu.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Aku kakaknya cewek ini.” timpalku dingin.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Kedua orang itu tertegun. Sekurang ajar-kurang ajarnya seorang alay, dia nggak akan nekad nyari masalah kalau dia tahu orang yang di hadapannya adalah saudara dari orang yang coba digodanya. Apalagi aku sama sekali nggak kelihatan cupu. Alih-alih, aku siap menghajar mereka habis-habisan kalau berani macam-macam.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Jadi,” aku mulai mengancam, “aku cuma ngasih kalian dua pilihan. Pertama, duduk menjauh dari adikku dan jangan coba-coba mengajaknya bicara lagi, soalnya aku tahu kalian bukan orang baik-baik. Atau kedua, kalau nggak mau mendengarkan yang pertama,” aku melemaskan jari-jari tanganku, “ kupaksa kalian keluar dari angkot ini.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Mereka diam beberapa saat, lalu berdialog dengan bahasa Sunda, sehingga aku nggak ngerti apa yang mereka katakan. Tapi kelihatannya mereka sadar ancamanku bukan main-main dan memilih pilihan pertama. Si Alay Nomor Satu menjauh dari Rahma dan nggak ngomong apa-apa lagi sepanjang perjalanan.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku melemparkan tatapan Kayaknya kau perlu belajar Tae Kwon Do atau Karate atau apalah itu buat pertahanan menghadapi orang-orang model begini pada Rahma,yang selama sisa perjalanan juga nggak ngomong apa-apa lagi.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">***</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Sudah tiga hari berlalu sejak kedatangan Rahma, dan aku mulai melihat ada gelagat nggak beres dalam dirinya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Beberapa kali kupergoki dia senyam-senyum sendiri pas lagi mainin HPnya (mungkin baca SMS, email, status facebook, apalah). Selain itu, dia juga kadang-kadang suka termenung sendiri dan salah tingkah pas ditegur dari lamunannya itu. Bahkan dia seirngkali melamun pas lagi belajar atau pas lagi makan, yang sebelum sekarang sama sekali nggak pernah terjadi. Bahkan ayahku juga menyadarinya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Rahma kenapa sih, Renza? Kok kelihatannya dia agak aneh ya, belakangan ini?” tanya ayahku. Kami berdua lagi benerin atap gazebo di taman belakang rumah.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku mengangkat bahu. “Entahlah, meski memang nggak biasanya dia kayak gitu.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Belakangan ini dia suka melamun, kadang sambil senyum sendiri. Pas ditanya, kelihatannya agak salah tingkah. Apa mungkin dia lagi suka sama seseorang?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Untuk kedua kalinya dalam empat hari, aku merasa jadi orang paling bodoh sejagad. Kenapa aku nggak nyadar sama sekali kemungkinan itu? Apa gara-gara itu kemungkinan paling mustahil yang mungkin dialami Rahma?</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Coba deh kamu tanya dia, Renza. Kalau ayah sama ibu yang nanya, dia nggak mau jawab. Eh, tolong ambilin paku lagi, dong. Empat biji.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku mengambil paku dan memberikannya pada ayahku.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Tapi kalau misalnya benar, Rahma lagi suka sama seseorang, artinya dia ngeduluin kamu dong.” Kata ayahku.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Hah?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Iya, kan? Kamu kan kayaknya belum pernah suka sama perempuan. Kalah cepat dewasa tuh sama adikmu.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku melongo, sementara ayahku malah tertawa. Yah, waktu sekali-kalinya aku pacaran, orangtuaku memang nggak tahu. Dan kurasa aku nggak perlu memberitahunya sekarang.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Terus, kalau emang bener apa yang ayah pikir, harus gimana?” tanyaku.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Ayah berhenti memalu dan menyeka keringat di dahinya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kamu pikir gimana?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Kok malah balik nanya? Pikirku.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Well, aku.. eh..” aku nggak tahu harus bilang apa. Kalau aku membolehkan dia pacaran, kuatirnya bakalan ada masalah kompleks bla bla bla menimpanya. Kalau dilarang, kuatirnya malah jadi berontak dan tiba-tiba jadi pembangkang, karena merasa terus dikekang. Intinya, aku serba salah.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Ayahku tersenyum. Di usianya yang menjelang senja ini, beliau masih terlihat begitu kokoh dan kuat, meski aku nggak tahu gimana ceritanya kalau disuruh gulat sama Chuck Norris.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Coba temukan jawabannya, deh. Ayah yakin kamu orang yang bijak.” Kata beliau, lalu kembali memaku papan yang longgar.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku garuk-garuk kepala. Ayahku memang paling suka menyembunyikan sesuatu dan membiarkanku nyari jawabannya sendiri. Bahkan gimana ayahku bisa menikah dengan ibuku sekalipun, ayahku merahasiakannya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Dan aku juga bukan orang yang bijak. Sama sekali bukan. Tapi kayaknya aku tahu siapa orang yang bisa ditanyai buat masalah ini.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">***</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Memang ada apa dengan adikmu?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Putra baru saja sampai di kelas yang udah separuh terisi, Sebenarnya aku nggak enak juga, langsung nanya pendapatnya tentang keanehan adikku itu. Tapi aku nggak bisa menahan diri buat tahu secepatnya, apa yang seharusnya kulakukan.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Jadi aku menceritakan tentang sikap-sikap Rahma yang nggak biasanya itu. Dan seperti biasanya, Putra memerhatikan tanpa perubahan ekspresi apa-apa.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Ya, indikasi bahwa adikmu itu lagi suka sama seseorang itu memang kuat.” Gumamnya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Terus?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Terus apa?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Harus gimana, kira-kira? Aku bingung, antara membiarkannya atau melarangnya buat pacaran. Kayaknya ini memang pertama kalinya dia menunjukkan rasa suka sama cowok, sih.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Putra menyandarkan diri ke kursinya dan melipat tangan di depan dadanya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Yah, aku sering menghadapi kasus begini. Dan aku selalu punya jawaban sama.” katanya. “Tapi, bedanya dengan jawaban sejenis, landasannya bukan masalah maslahat dan mudharat, atau untung dan rugi. Masalahnya bukan cuma itu.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">***</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Jam pulang sekolah, aku nggak langsung cabut ke rumah atau ke masjid TM. Karena hari itu hari Sabtu, jadi sekolah bubar jam dua siang. Aku langsung menemui Rahma yang udah nunggu di dekat kelas IPA 3. Dan kayak biasanya, dia lagi senyam-senyum sendiri sambil mainin HPnya. Kalau itu bukan Rahma, yang aku tahu indikasi masalahnya, aku pasti mikir dia lagi stres gara-gara PR Matematika-nya Bu Tuti yang sukses bikin begadang semalaman dan lagi berusaha menghibur diri dengan buka situs 9gag.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Hei!”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Rahma kellhatan kaget dan salah tingkah lagi, entah untuk keberapa ribu kalinya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Eh, iya kak?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku mendengus. “Kebiasaanmu belakangan ini. Ada apa sih, sebenarnya?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Ah, nggak ada apa-apa kok, kak.” elaknya. “Oh ya, pulang sekarang aja?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Nanti aja, masih jam dua, kok. Istirahat aja dulu.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku duduk di kursi panjang di depan kelas IPA 4. Rahma nggak ada pilihan kecuali ikut duduk.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kamu kenapa, sih? Belakangan ini agak aneh. Suka senyam-senyum, cengar-cengir sendiri nggak jelas kayak tadi. Stres gara-gara PR Matematika dan Fisika yang bikin begadang semalaman?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku tahu itu pertanyaan nonsense banget. Dia nggak perlu begadang cuma buat ngerjain PR Matematika dan Fisika.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Nggak kok, Kak. Beneran, deh.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Terus kenapa? Dapat SMS dari orang yang kamu suka?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Berhasil. Rahma kelihatan tersentak kaget. Raut mukanya menunjukkan ketidakpercayaan tingkat tinggi, seolah peti rahasianya berhasil dibongkar oleh orang yang baru kemarin sore belajar otak-atik gembok.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Eh, aku..”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Nah. Bener, kan? Atau mungkin lagi lihat status facebook-nya, yang sekarang dimasukin ke daftar teman dekat, atau mungkin nengok Timeline twitter-nya, atau blognya, atau apalah itu. Ngaku sajalah, indikasinya udah jelas banget, kok. Dan kakak lihat juga statusmu jadi agak-agak alay-ababil-galau gitu, nggak biasanya. Sama sekali bukan kamu yang biasanya.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Rahma nggak menjawab. Kayaknya udah skak-mat.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Jawab jujur aja, nggak ada yang bakal marah, kok.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Di sebelahku, beberapa anak kelas XII bisik-bisik sambil melihat kami berdua. Mungkin merasa aneh gara-gara ada dua anak baru beda tingkat kok bisa duduk berduaan dalam waktu cuma empat hari. Mereka pasti belum tahu kalau kami saudaraan, tapi kuputuskan buat mengurusinya lain kali.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Rahma masih tertunduk. Kalau dari jauh, mungkin ini mirip dengan adegan sinetron dimana si cowok minta kejelasan dari si cewek yang diduga selingkuh (hal paling menjijikkan dari hubungan antara cowok-cewek, atau laki-laki dan perempuan, sama aja lah). Sayangnya, kami bukan pasangan dan aku lagi nggak nanya masalah selingkuhan.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Iya, kak. Apa yang kakak bilang itu bener.” Katanya pelan.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku menghela nafas. “OK, jadi kamu lagi suka sama cowok. Siapa dia?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Rahma butuh waktu tiga menit dua puluh dua detik sebelum menjawab, “Teman sekelas.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Namanya?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Dia menggeleng. Kayaknya dia kuatir diamuk atau gimanalah, kalau ngasih tahu namanya. Aku memutuskan buat nggak maksa dulu saat ini.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Terus, kamu diajak pacaran sama orang itu?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku nggak kaget pas Rahma menganggukkan kepala.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Dan kamu belum jawab?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Rahma menggeleng lagi, yang bikin aku agak kesal. Pendiam sih pendiam, tapi kalau cuma dijawab pakai isyarat begini aku jadi ngerasa kayak polisi sadis yang lagi interogasi tersangka pembunuhan.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kenapa?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Aku ragu, kuatirnya kakak melarang. Ayah dan ibu juga.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Menurutmu kakak akan melarangnya?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Rahma menoleh ke arahku, “Jadi kakak nggak akan melarang?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kakak nggak bilang gitu. Kakak cuma nanya, menurutmu kakak bakal melarang kamu pacaran?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Raut optimisme yang sedikit muncul di wajah Rahma buyar lagi. “Iya, aku pikir kakak bakal melarangku.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Menurutmu sendiri pacaran itu gimana, sih? Kenapa kamu pengen pacaran?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Ya.. aku..” Rahma agak ragu menjawab.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku diam saja, nunggu sampai Rahma menjawab.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Ya.. aku ingin ada yang perhatian..”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Jadi menurutmu ayah, ibu, kakak, dan Reza kurang perhatian padamu, gitu?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Bukan! Bukan itu!” Rahma buru-buru mengelak. “Maksud Rahma.. biar ada yang menyemangati Rahma juga kalau pas belajar..”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Omong kosong. Ada atau nggak ada dukungan, kamu selalu berprestasi.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Tapi sebenernya.. nanti pacarannya juga nggak ngapa-ngapain kok, kak.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Lah, pacaran itu bukannya udah ngapa-ngapain?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Bukan itu! Maksudnya, ya paling kita cuma saling kirim SMS atau ngobrol di dunia maya aja, kok.. Nggak sampai kayak.. yah, yang kayak di sinetron gitu lah.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Lah, emangnya yang kayak gitu harus pacaran dulu? Kalau cuma SMSan sih, kakak sama teman sekelas kakak juga sering. Nanyain jarkom sama PR. Nggak harus pacaran dulu.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Tapi kan nggak sering-sering juga..”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Nah, kalau memang jarang, berarti nggak apa-apa kan kalau nggak saling SMSan juga? Nggak ngaruh, toh.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Ya.. maksudnya..”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Definisi pacaran apa, sih?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Rahma kelihatan kehabisan kata-kata.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kamu sayang sama dia? Atau mungkin dia yang sayang sama kamu?” tanyaku nggak sabar.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Rahma mengangguk.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Lah, kalau ngajak pacaran sih bukan sayang, namanya! Justru ngajakin ke neraka!”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Rahma tersentak lagi. Soalnya jawabanku mengandung kata yang ada di daftar Kata Paling Jarang Digunakan Renza nomor delapan: Neraka.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Loh? Kok?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Ya iyalah. Kalau dia benar-benar sayang sama kamu, dia nggak bakalan ngajakin pacaran. Dia nggak akan mau menyentuhmu atau dekat-dekat denganmu, apalagi lebih dari itu. Nggak akan. Kamu belum halal buatnya.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Rahma makin melongo.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Agamamu Islam, kan? Tuhanmu Allah?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Ekspresi Rahma menunjukkan bahwa dia benar-benar nggak ngerti dengan apa yang kukatakan. Dia nggak menangkap maksudnya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kalau, kita memang mengaku beragama Islam, Tuhannya Allah, dan Rasulnya Muhammad Shallalahu ‘alaihi wassalam, apa kewajiban kita?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Me.. menaati?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Nah. Konsekuensi dari iman pada Allah, iman pada Rasul, itu artinya kita wajib taat kan?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Iya..”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Jadi gimana kalau Allah yang melarang pacaran?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Untungnya Rahma tahan banting terhadap pertanyaan-pertanyaan baru yang hampir nggak pernah didengarnya selama ini. “Loh? Emang iya?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku buka al-Qur’an Terjemahan yang kupinjam sementara dari kelas, dan kubuka di surat al-Isra’ ayat 32.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Ini. ‘Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk’. Kamu tahu apa maksudnya?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Er..”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Ya, jadi jangan melakukan apapun yang perbuatannya mendekati zina. Kayak gimana? Zina itu biasanya gara-gara interaksi yang berlebihan kan antara cowok sama cewek? Itu temanmu yang sampe dikeluarin dari sekolah gara-gara ketahuan hamil mulainya dari mana bisa kayak gitu? Dia pacaran, kan?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Bener sih, kak. Tapi kan aku nggak sampai segitunya..”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Ya mendekati zinanya aja nggak boleh, kok. Sementara pacaran bisa aja mengantarkan pada zina. Kemungkinan besar. Coba deh kamu pikir, dari mana awal anak-anak SMA atau anak-anak kuliahan pada zina sampai hamil di luar nikah gitu? Dari pacaran, kan? Mereka pacaran? Nggak setiap pacaran berujung pada zina, tapi yang namanya zina hampir pasti disebabkan oleh pacaran.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Rahma nggak bisa ngomong apa-apa.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Coba aja pikirin. Ada nggak aktivitas dari pacaran yang nggak mancing zina? Yang nggak ngundang nafsu? Pegangan tangan? Sayang-sayangan? Kangen-kangenan? Nggak ada kan yang nggak bikin nafsu? Lah deg-degan gara-gara itu aja udah termasuk nafsu, kok.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Mata, mulut, dan pikiran juga bisa zina, loh. Zina mata pas kamu melihat.. yah, kau-tahu-apa. Mulut pas kamu bilang kata-kata sayang dan sejenisnya, dan pikiran waktu kamu membayangkan dalam pikiranmu. Itu juga termasuk. Itu ada keterangannya di hadits.. ngg.. sebentar..”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku ngambil dari tasku, fotokopian Ringkasan Shahih Bukhari-Muslim yang kupinjam lagi dari kelas dan nunjukin haditsnya yang udah kutandai ke Rahma. Yang ditunjukin cuma diam, nggak tahu mau merespon apaan.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kalau mau bilang kalau nyari pacarnya yang shaleh, pertanyaan kakak, kalau shaleh ngapain pacaran? Dia pasti tahu diri, nggak mau ngajak orang ke neraka. Pacaran Islami? Jadi pacarannya di bawah bedug, diawalin sama basmalah, diakhiri sama hamdalah? Wah, ngelawak tuh kalau ada yang bilang pacaran Islami. Kalau pacarannya supaya ada yang ngingetin buat shalat? Atau jadi motivasi buat shalat tahajud dan sebagainya? Kamu ngerti kan yang namanya ikhlas? Niat karena Allah? Kalau kamu shalat tahajud karena orang lain, itu ikhlas nggak namanya?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Rahma nggak jadi ngomong, setelah sadar kalau apa yang mau dikatakannya udah dipatahkan duluan.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Dan kalau ditinjau dari sejarah, pacaran itu asalnya dari budaya orang Kristen Katolik. Jadi awalnya.. ngg..” aku berusaha mengingat-ingat, “Oh ya. Pernikahan dalam Katolik itu kan nggak bisa dipisahkan, bahkan kalau cerai harus minat izin dari Paus dulu di Vatikan sana, dan itu juga belum pasti dikabulkan. Nah, ini jadi kesulitan buat mereka kalau menikah tanpa benar-benar ngenal terlebih dahulu. Kalau misalnya gagal gara-gara salah pilih orang dan pengen cerai, nggak tahu harus nunggu berapa abad dulu buat dapat izin dari Paus. Ya, itu juga kalau diizinin. Kalau nggak? Makanya mereka pacaran, dengan tujuan biar tahu dulu kayak gimana calon pasangan mereka. Tapi interaksinya kayak yang udah nikah aja, bedanya belum ada ikatan resmi. Itu yang parah.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kalau nggak salah, Pak Sulaiman–guru agama kakak dulu–pernah bilang tentang jangan ngikutin budaya non-Islam. Itu dari hadits, yang isinya itu..” aku coba mengingat-ingat penjelasan itu, “Ah! ‘Barangsiapa mengikuti suatu kaum, maka ia termasuk ke dalamnya’. Nah, itu. Kenapa itu dilarang? Soalnya itu termasuk aspek pergaulan, interaksi, yang mana udah ada aturannya dalam Islam. Kalau yang namanya teknologi kayak HP dan laptop itu produk sains, yang nggak ada hubungannya sama aturan manapun. Makanya boleh-boleh aja sekalipun itu asalnya dari Barat, non-Islam.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Rahma kelihatan patah semangat ketika tahu argumennya dibantah lagi sebelum sempat dikatakan.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku menepuk bahu Rahma. “Ingat, Rahma. Kamu itu muslimah, yang harusnya jadi bidadari dunia. Dan bidadari nggak seharusnya dipermainkan seenaknya oleh cowok. Apalagi kalau kayak Joko.. apa namanya? Joko Tingkir? Yang legenda itu? ah, pokoknya itu, lah.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku melihat Rahma kayak yang lagi merenung.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kamu ini mutiara yang sangat berharga. Artinya apa? Kamu nggak bisa seenaknya disentuh orang yang nggak ada jaminan sama sekali untuk membelinya. Kamu bukan sandal jepit murahan yang dijual di pinggir jalan, yang bisa dilihat dan dipegang-pegang sesukanya, terus ditinggalin begitu aja kalau si calon pembeli nggak suka. Nggak, kamu jauh lebih berharga daripada itu. Jangan merusak kemuliaanmu sendiri dengan pacaran. Dan kalau memang dia cowok yang tanggung jawab, berani, dan nggak banci, dia bakalan ngajak nikah, bukan pacaran yang jelas sekali diharamkan.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Nikah?” Rahma agak terperanjat dengan pernyataanku itu.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Yah.. secara yang namanya administrasi sekolah itu susah, nggak bisa yang masih sekolah itu nikah, ya nggak mungkin lah buat saat ini. Jadi nggak usah mikirn hal-hal kayak gitu buat sekarang sih. Memang, godaan bakalan ada. Makanya aku ngerti kenapa anak-anak rohis pada nunduk semua kalau jalan.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kenapa?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Menundukkan pandangan. Istilahnya god.. ah, kakak lupa. Jaga pandangan sama lawan jenis, itu esensinya. Sama jaga interaksi, jadi mereka nggak pada ngobrol atau apalah sama lawan jenis mereka kalau nggak ada perlu. Benih-benih virus di hati itu muncul gara-gara sering interaksi, kan?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“I, iya sih..”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kakak melihat dimana-mana pacaran itu sama. Gitu-gitu juga. Awalnya aja sayang-sayangan. Kesananya? Yang ada malah sering ribut. Sering galau, berantem cuma gara-gara hal nggak jelas kayak ‘kamu nggak perhatian sama aku!’ atau ‘kamu udah gak sayang lagi ya sama aku?’ dan kalimat sejenisnya yang bikin kakak mau muntah. Yang pacaran itu juga sebenernya belajar jadi tukang tipu. Nggak apa adanya. Dia pasti cuma mau nunjukin sisi baiknya aja, dan nyembunyiin sisi jeleknya rapat-rapat. Pas kebongkar? Pacarnya bakal nyesel setengah mati dah, yakin.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Akhirnya malah jadi stres, galau, pusing nggak jelas, sampai curhat aneh-aneh di facebook atau twitter. Gara-gara itu, sampai muncul istilah baru yang namanya ‘move on’. Kakak nggak tahu sejak kapan dan dari mana istilah ‘move on’ itu muncul. Yang jelas, itu cuma digunakan oleh anak-anak stres-depresi-frustrasi akibat sesuatu yang bernama pacaran. Hidupnya bener-bener menyedihkan dan nggak pantas dialami oleh seorang muslimah.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Eh? Ngg.. Jadi..”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kalau masih keganggu juga ya.. banyakin puasa aja deh. Sama rajin-rajin berdoa, ‘Sesungguhnya aku berlindung pada Allah dari godaan cowok tukang gombal’.” Tutupku cuek. Aku bangkit dan meregangkan tanganku yang pegal. “Pulang, yuk.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Rahma masih diam aja di kursi. Kepalanya nunduk, ekspresinya galau. Kayaknya pikirannya lagi coba memroses apa yang baru aja didengarnya. Nggak tahu mana yang lebih ajaib, apakah apa yang kusampaikan ataukah fakta bahwa aku menyampaikan hal itu.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Rahma?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“E, eh? I, iya kak?” Rahma tersentak dari lamunannya, entah udah yang keberapa kalinya hari ini. “Oh, ya. Sebentar.” Lalu dia pun bangkit.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Terus, aku harus bilang apa, kak? Sama.. orangnya.” Rahma masih nggak berani nyebut nama orangnya. Mungkin masih kuatir aku bakalan melepaskan tendangan Tae Kwon Do-ku ke orang itu, padahal aku lagi nggak ada niat sama sekali buat melakukannya. Seenggaknya buat saat ini.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Ya bilang aja kamu menolak ajakannya buat pacaran. Jelasin baik-baik aja, jangan pake acara orangnya ditimpuk pake penghapus papan tulis juga.” aku ingat satu hal lagi, “Dan alasannya juga harus jelas. Bahwa kamu menolak buat pacaran karena Allah melarangnya, karena ini konsekuensi bahwa kamu beriman pada Allah. Bahwa kamu ini seorang muslimah yang mulia, permata yang begitu berharga, yang hanya boleh disentuh oleh orang yang halal untukmu.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Dan kali ini cuma nunggu tiga puluh dua detik buat nunggu Rahma mengangguk.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku tersenyum. “Yuk ah, pulang dulu.” Kataku sambil berlalu. Rahma segera mengikutiku, dengan diiringi tatapan aneh dari anak-anak IPA 2, 3, dan 4. Dan karena aku lagi nggak terlalu berminat ngasih ta..</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Hei, Renza!” panggil seseorang di belakangku.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku menoleh ke arah suara. Anak cowok dari IPA 2 yang manggil, ternyata.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kesini sebentar, deh.” Katanya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku ngasih isyarat ‘Tunggu sebentar’ ke Rahma dan langsung menghampiri si pemanggil.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Orang itu merangkulku dan menarikku membelakangi Rahma. “Kamu siapanya cewek itu? Pacarnya?”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Walah, walah. Belum juga ngenalin diri, udah main nanya gitu aja. Gara-gara itu, aku cuma menggeleng dengan enggan.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Terus siapanya? Teman satu sekolah?” tanyanya lagi.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Dia adikku. Dan tolong kasih tahu yang lain juga, yang dari tadi kayaknya masang muka panas, cemburu, kesal, apapun itu. Bilangin ke mereka kalau aku kakaknya Rahma. OK?” jawabku. “Tapi siap-siap aja patah hati, soalnya hatinya udah dibooking sama seorang pangeran.”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku melemparkan senyum jahil ke si penanya itu dan balik menghampiri Rahma.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Yuk ah.” Ajakku. Dan kami pun berlalu, meninggalkan si penanya dan teman-temannya yang masih bengong.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Dalam hati, aku benar-benar bersyukur udah menanyai Putra tadi pagi. Untung aja sifat pelupaku nggak muncul kali ini, jadi aku bisa inget semua yang dikatakan Putra tadi pagi dan menjelaskannya ulang pada Rahma. Dan sebenarnya, aku benar-benar kayak disambar petir (nggak sampai cetar membahana, sih) pas dikasih tahu bahwa pacaran itu haram. Aku jadi nyesel dulu pernah jadian sama Meila, meski cuma dua bulan. Makanya aku agak ragu juga pas mau menjelaskan itu ke Rahma, mengingat dulu aku juga pernah pacaran. Untunglah, kayak kedua orangtuaku, dia juga nggak tahu bahwa aku dulu pernah pacaran.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Alhamdulillah, ternyata aku dapat ilmu bermanfaat dari Putra. Benar juga kata ayah, Putra memang suka menularkan ilmunya pada orang lain, apalagi ilmunya yang memang bermanfaat dunia-akhirat. Meski nggak semua bagian yang disampaikannya aku benar-benar mengerti, tapi itu lumayan, lah.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Dan aku yakin masih ada banyak yang bisa dieksplor darinya, si misterius itu.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">***</span><br />
<div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Sumber : https://www.facebook.com/notes/andhika-putra-dwijayanto/area-5-aku-mencegah-adikku-pacaran/10151430777044177</span></div>
</div>
rizkihttp://www.blogger.com/profile/05542932377585021292noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7937422980652991558.post-32699331561530251172013-03-18T10:00:00.000+07:002013-12-31T11:09:03.228+07:00Stroke<span class="text_exposed_show" style="display: inline;"><br /></span>
<span class="text_exposed_show" style="display: inline;"><br /></span>
<span class="text_exposed_show" style="display: inline;"><br /></span>
<span class="text_exposed_show" style="display: inline;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://sphotos-d.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash3/525268_506975689338581_2012738176_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="266" src="http://sphotos-d.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash3/525268_506975689338581_2012738176_n.jpg" width="320" /></a></div>
<span class="text_exposed_show" style="display: inline;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="text_exposed_show" style="display: inline;"><br /></span>
<span class="text_exposed_show" style="display: inline;">BANTU SHARE PADA TEMAN<br /><br />JANGAN ABAIKAN, TOLONG DI BACA:<br /><br />Anda dapat menyelamatkan nyawa seseorang dengan share ini.<br /><br />STROKE:<br />Teman saya mengirimkan ini kepada saya.. dan meminta saya untuk mempostingkan ini dan menyebarkannya. Saya setuju.<br />Jikalau semua orang dapat mengingat langkah sederhana, kita dapat menyelamatkan banyak orang.<br /><br />Pada saat sebuah pesta, seorang teman terjatuh dan ia meyakinkan semua orang bahwa ia baik-baik saja dan hanya terpeleset sebuah batu karena sepatu barunya.<br /><br />Mereka membantu membersihkan orang tersebut dan memberikannya piring yang berisi makanan. Meskipun ia tampak masih kurang nyaman, Ingrid melanjutkan aktivitasnya dan menikmati pesta.<br /><br />Suami Ingrid menelepon kemudian dan memberitahukan semua orang bahwa istrinya telah dibawa ke rumah sakit - pada jam 6 sore, Inggrid telah meninggal dunia. Ia terkena stroke pada saat pesta. Jikalau mereka telah mengetahui bagaimana mengidentifikasi tanda-tanda stroke, mungkin Ingrid akan masih bersama kita hari ini.<br /><br />Beberapa tidak meninggal. Mereka berakhir dalam kondisi tidak tertolong. Ini hanya membutuhkan waktu Anda semenit untuk membacanya..<br /><br />IDENTIFIKASI STROKE:<br />Seorang neurologist berkata bahwa jikalau ia mendapatkan korban stroke dalam jangka waktu 3 jam, ia dapat membantu membalikkan efek dari stroke tersebut secara total. Ia berkata bahwa triknya untuk mengenal sebuah serangan stroke, dan membuat pasien secara medis ditangani dalam waktu 3 jam, yang sulit.<br /><br />MENGENALI STROKE:<br /><br />Ingat 3 langkah, STR. Baca dan pelajari!<br /><br />Terkadang tanda stroke sulit untuk di identifikasi. Sayangnya, tidak mengetahui ini bisa berakibat fatal. Korban stroke dapat mengalami kerusakan otak yang besar ketika orang di dekatnya gagal dalam mengindentifikasi tanda sebuah stroke. Dokter saat ini berkata bahwa orang biasa dapat mengenal serangan stroke dengan 3 pertanyaan simple di bawah ini:</span></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="text_exposed_show" style="display: inline;"><br />S = Minta orang tersebut untuk SMILE (Senyum)..<br />T = TALK. Minta orang tersebut untuk bicara kalimat yang mudah (secara langsung) contoh : Hari ini sangat cerah.<br />R = Minta dia untuk RAISE BOTH ARMS (Angkat kedua tangannya).<br /><br />Jikalau orang tersebut kesulitan dalam melakukan salah satu dari tugas diatas, panggil ambulan dan jelaskan tanda-tandanya kepada operator.<br /><br />CATATAN: Tanda lain dari sebuah stroke adalah<br />1. Minta orang tersebut untuk menjulurkan lidahnya.<br />2. Jikalau lidah tersebut bengkok, atau jikalau lidah tersebut terjulur ke satu sisi atau lainnya maka ini adalah tanda-tanda sebuah stroke.<br /><br />Seorang cardiologist berkata bahwa jikalau setiap orang yang membaca status ini dan men-SHARE kepada teman-temanya maka Anda bisa yakin bahwa akan ada setidaknya satu nyawa terselamatkan.<br /><br />Bantu klik 'SHARE' dibawah ini, maka teman kamu juga bisa baca ini.<br /><br /><a href="http://www.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fwww.mothers-care.com&h=gAQG8RjgT&s=1">www.mothers-care.com</a></span></span>rizkihttp://www.blogger.com/profile/05542932377585021292noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7937422980652991558.post-73047819418875407672013-03-14T08:44:00.001+07:002013-12-31T11:09:32.505+07:00Mencintai adalah Keputusan ...<br />
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<h2 style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Mencintai adalah Keputusan ...</span></h2>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Dia berkata : “ Aku ibarat botol.... Tak kan kubuka tutup botol ini apabila aku tak sanggup</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">menutupnya kembali”.... Demikian juga dengan cinta. Aku tak akan pernah membuka hati</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">apalagi mengucapkan cinta kepada siapapun sebelum diri ini mampu menghalalkan cinta. Mencintai adalah Keputusan ...</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Pernahkah hati dibelenggu rasa resah gelisah tiada menentu ketika wabah cinta hinggap di sana....? Rasa cinta yang hadir tanpa diundang dan pergi pun tiada direncanakan..</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Orang bilang mencintai adalah pilihan karena diri kita yang memilihnya untuk kita cintai dengan segenap kelebihan dan kekurangannya.. .</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Namun mencintai juga sebuah keputusan... karena diri kita yang memutuskan untuk mencintainya..</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<a name='more'></a><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Mencintai orang dengan segenap kelebihannya itu mudah dilakukan karena itu yang kita inginkan...</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Namun tetap bertahan dan mencintai dengan segenap kekurangan itu baru luar biasa karena banyak tantangan di sana...</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Mencintai adalah keputusan besar, karena ada taruhan kepribadian di sana. Sekali kita berucap aku mencintaimu berarti kita harus membuktikan . Sekali kita berucap namun tak ada bukti hilanglah kepercayaan itu.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku mencintaimu adalah ungkapan lain dari aku ingin memberimu sesuatu, aku ingin memperhatikanmu , aku ingin engkau tumbuh dan berkembang lebih baik dan bahagia....</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku mencintaimu adalah deklarasi jiwa bukan saja tentang rasa suka dan tertarik tapi tentang kerelaan,kesiapan dan kemampuan memberi , berkorban , memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi agar tunas - tunas cinta itu tumbuh dan bersemi sepanjang waktu...</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku mencintaimu adalah sebuah perjuangan harus ada saling kepercayaan dan rasa saling menjaga agar hati tidak terkhianati...</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku mencintaimu adalah keputusan besar untuk segera menghalalkan rasa itu melalui ikatan suci pernikahan...</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Andaikan cinta tiada sanggup dijadikan halal lebih baik tinggalkan karena hanya akan menambah derita bagi hati yang terjaga..</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Pernah suatu ketika diri ini bertanya pada seorang sahabat…Duhai sahabatku…bagai mana engkau memandang cinta?</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Dia berkata : “ Aku ibarat botol.... Tak kan kubuka tutup botol ini apabila aku tak sanggup menutupnya kembali”.... Demikian juga dengan cinta. Aku tak akan pernah membuka hati apalagi mengucapkan cinta kepada siapapun sebelum diri ini mampu menghalalkan cinta</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="http://www.facebook.com/pages/kalau-jodoh-takkan-kemana/428794820475090" target="_blank">Sumber </a></span>rizkihttp://www.blogger.com/profile/05542932377585021292noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7937422980652991558.post-38117429359971407422013-03-09T16:23:00.002+07:002013-12-31T11:10:42.440+07:00 Jangan Cari Jodoh Di Dunia Maya, Keshalihannya Belum Tentu Nyata<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://sphotos-b.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash3/577315_4601488678688_268004910_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="226" src="http://sphotos-b.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash3/577315_4601488678688_268004910_n.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<br />
<br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Jangan Cari Jodoh Di Dunia Maya, Keshalihannya Belum Tentu Nyata</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Sebelumnya kami hanya membaca nasihat seperti ini di dunia maya. Akan tetapi setelah mendengar dan melihat langsung, dan kasusnya tidak hanya satu. kami melihat bukti langsung bagaimana seorang laki-laki dan wanita, yang sudah mengenal agama dengan manhaj yang benar berdasarkan pemahaman sahabat, mereka berdua malah terjerumus dalam hal ini.Padahal kita sudah diajarkan bagaimana cara yang benar mencari jodoh yaitu dengan ta’aruf yang syar’i. Oleh karena itu maka kami coba menangkat tema ini.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Umumnya dilakukan oleh yang kurang imannya</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Mungkin awalnya tidak bermaksud mencari jodoh, akan tetapi lemahnya iman yang membuatnya bermudah-mudah berhubungan dengan hubungan yang tidak halal, padahal mereka sudah mengetahui ilmunya. Inilah fenomena yang sering terjadi belakangan ini, wanita dibalik hijabnya yang tertutup rapat tetapi hijab kehormatannya tidak tertutup dibalik e-mail,inbox FB, dan SMS. Begitu juga dengan laki-laki dengan penisbatan mereka kepada, “as-salafi”, “al-atsari” dengan hiasan-hiasan status dan link berbau syar’i, akan tetapi sikap dan wara’-nya tidak menunjukkan demikian.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Hubungan laki-laki dengan wanita yang berujung cinta adalah kebahagian hati terbesar bagi manusia terutama pemuda, lebih-lebih bagi mereka yang belum pernah mecicipi sama sekali. Maka ketika bisa merasakan pertama kali sebagaimana berbuka puasa, sangat nikmat dan bahagia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">للصائم فرحتان : فرحة عند فطره و فرحة عند لقاء ربه</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Orang yang berpuasa memiliki 2 kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-Nya kelak” (HR. Muslim, no.1151)</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<a name='more'></a><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Mereka yang sudah paham tentu tidak leluasa melakukannya di dunia nyata, baik karena tidak ada kesempatan ataupun malu jika ketahuan. Akan tetapi kedua hal ini hilang ketika berkecimpung di dunia maya. Mulai dari cara halus dengan menyindir dan tersirat ke arah cinta tak halal sampai dengan cara terang-terangan. Ketika mereka merasakan nikmat perasaan cinta yang berbunga-bungan maka lemahnya iman tidak bisa membendung sebagaimana berbuka puasa. Sehingga terjalinlah cinta yang tidak diperkenankan syariat bahkan sampai ke arah pernikahan.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Terkesan shalih dan shalihah di dunia maya</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Jangan langsung terburu-buru menilai seseorang alim atau shalih hanya karena melihat aktifitasnya di dunia maya. Sering meng-update status-status agama, menaut link-link agama dan terlihat sangat peduli dengan dakwah. Hal ini belum tentu dan tidak menjadi tolak ukur keshalihan seseorang. Dan apa yang ada di dunia maya adalah teori, bukan praktek langsung. Bisa jadi sesorang sering menulis status agama, menaut link syar’i tetapi malah mereka tidak melaksanakannya dan melanggarnya, apalagi ada beberpa orang yang bisa menjaga image alim di dunia maya, pandai merangkai kata, pandai menjaga diri dan pandai memilih kata-kata yang bisa memukai banyak orang</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Tolak ukur kita bisa menilai keshalihan seseorang secara dzahir adalah takwa dan aklaknya yang terkadang langsung bisa kita nilai dan melihatnya di dunia nyata, bukan menilai semata-mata bagaimana teorinya saja di dunia maya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada. Iringilah kejelekan dengan kebaikan niscaya ia akan menghapuskan kejelekan tersebut dan berakhlaklah dengan manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi no. 1987 dan Ahmad 5/153. Abu ‘Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy rahimahullahu menjelaskan hadist ini,</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">فمن اتقى الله و حقق تقواه, و خالق الناس غلى اختلاف طبقاتهم بالخلق الحسن</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">: فقد جاز لخير كله, لآنه قام بجق الله و حقوق الغباد,</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">ولآنه كان من المحسنين في عبادة الله, المحسنين إلى عباد الله</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Barangsiapa bertakwa kepada Alloh, merealisasikan ketakwaannya dan berakhlak kepada manusia -sesuai dengan perbedaan tingkatan mereka- dengan akhlak yang baik, maka ia medapatkan kebaikan seluruhnya, karena ia menunaikan hak hak Alloh dan Hamba-Nya. [Bahjatu Qulubil Abror hal 62, cetakan pertama, Darul Kutubil ‘ilmiyah]</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Tidak amanah ilmiyah</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Ada juga yang ingin nampak alim dan berilmu di dunia maya dengan niat yang tidak ikhlas [Alhamdulillah ini cukup sedikit]. Selain cara-cara di atas seperti update status agama setiap jam, menaut link beberapa kali sehari, membuat note setiap hari [waktunya sangat terbuang di dunia maya]. Ada cara lainnya yaitu tidak melakukan amanat ilmiyah misalnya:</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">-membuat note hampir tiap hari dengan copas dari tulisan orang lain tetapi tidak mencantumkan sumber sehingga orang menyangka dia yang menulisnya</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">-membuat note dengan copas dari tulisan lainnya, kemudian mengubah-ubah sedkit atau menambah komentar sedikit kemudian menisbatkan tulisan pada dirinya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Dan masih banyak contoh yang lainnya, silahkan baca Menunaikan Amanah Ilmiyah dan Jujur Dalam Tulisan</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Maka tidak heran ada yang mengaku pernah bertemu dengan seseorang yang di dunia maya terkesan sangat alim dan berilmu. Namun tatkala bertemu di dunia nyata, ternyata ia jauh dari apa yang ia sandiwarakan di dunia maya. Jauh dari ilmu, akhlak dan takwa.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Perlu husnudzan juga</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Kita perlu mengedapankan husnudzon juga, karena ada mereka yang memang kerjanya berhubungan dengan dunia internet seperti ahli IT dan berdagang via internet. Jadi mereka sangat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk berdakwah mengingat sekarang dunia maya sangat digandrungi oleh masyarakat dunia. Sebaiknya kita jangan berburuk sangka kepada mereka dengan mengira sok alim, sok update status bahasa arab, sok serba syar’i dan sok suci. Allah Ta’ala berfirman,</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيراً مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. (QS al-Hujuraat: 12)</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Kita juga perlu melihat panutan para ulama dan ustadz, mereka lebih sibuk dan lebih memprioritaskan dengan ilmu dan dakwah di dunia nyata, karena kita hidup di dunia nyata. Ilmu dan dakwah di dunia maya adalah prioritas kemudian setelah ilmu dan dakwah di dunia nyata.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Terperdaya dengan cinta dunia maya</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Dan mereka yang tidak kuat imannya, terperdaya sekaligus dengan hubungan tak halal yang mereka lakukan, mereka sudah terperangkap cinta. maka semakin lengkap sudah, mereka melihatnya sebagai sebuah keindahan tiada tara sampai-sampai menutup beberapa kekurangan yang harusnya menjadi pertimbangan paling terdepan yaitu agama dan ahklak.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Keindahan bisa membuat jatuh cinta…</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Dan cinta bisa membuat segalanya menjadi indah…</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Seorang penyair berkata,</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">هويتك إذ عينى عليها غشاوة … فلما انجلت قطعت نفسي ألومها</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kecintaanku kepadamu menutup mataku</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Namun ketika terlepas cintaku, semua aibmu menampakkan diri”</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">[[Al-Jawabul Kaafi 214, Darul Ma’rifah, cetakan pertama, Asy-Syamilah]</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Inilah salah satu yang dikhawatirkan, karena cinta sudah menancap tidak peduli lagi, padahal kenal hanya di dunia maya, kemudian memutuskan untuk ketemu, ta’aruf ala kadar dan menikah. untuk mengetahui bagaimana kehidupan dunianya saja sulit, bagaimana wajah aslinya [walaupun tukar foto, maka foto sekarang bisa berbalik 180 derajat dengan aslinya], bagaimana masa depannya dan bagaimana tanggung jawabnya, apalagi untuk mengetahui agama dan akhlaknya yang menjadi prioritas utama, walaupun terkesan shalih tetapi sekali lagi itu hanya di dunia maya, belum tentu.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Wanita korban utama</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Jelas wanita yang lebih menjadi korban, karena wanita umumnya memiliki hati yang lemah, lemah dengan pujian, lemah dengan perhatian, lemah dengan kata-kata puitis. Bisa kita lihat di berita-berita bagaiaman wanita tidak sedikit yang menjadi korban, baik korban kejahatan, pelecehan seksual sampai pemerkosaan oleh teman yang ia kenal di dunia maya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Begitu juga dengan wanita penuntut ilmu agama, mengingat pentingnya agama dan akhlak suami, sampai-sampai ada yang berkata, “agama istri mengikuti suaminya, jika ada wanita yang multazimah menikah dengan laki-laki yahudi, maka ia akan terpengaruh”. Jika wanita tersebut terjerumus dengan cinta di dunia maya dan sudah tertancap cinta dan sudah tertutup kekurangan laki-laki tersebut dengan cinta buta.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Sebagaimana kisah nyata yang kami dapatkan, mereka berdua kenal di dunia maya, kemudian sang laki-laki dari kota yang jauh menyebrang dua pulau datang untuk bertemu ke kota wanita tersebut. Maka sang wanita yang sudah terperangkap cinta, langsung “klepek-klepek” dengan sedikit pengorbanan laki-laki tersebut dan langsung ingin menikah. Padahal lak-laki tersebut, wajahnya kurang, porsi tubuh juga kurang, ilmu agama juga belum jelas, dan masa depan juga masih belum jelas karena hanya lulusan SMA. [Semoga mereka berdua bertaubat dan selalu berada dalam penjagaan Allah, Amin]</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Jangan memulai sesuatu yang suci dengan kemurkaan Allah</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Pernikahan dan membangun rumah tangga adalah sesuatu yang suci dan anjuran syariat. Dari pernikahan berawal segala sesuatu dan mengubah kehidupan seseorang dengan perubahan yang besar. Kemudian dari pernikahan lahirnya manusia, lahirlah masyarakat dan lahir berbagai perihal kehidupan. Maka janganlah kita memulainya dengan kemurkaan dan ketidakridhaan dari Allah. Jangan kita mulai dengan hubungan yang tidak halal. Karena ia adalah dasar dan pondasinya.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Hendaklah yakin dengan janji Allah dan bersabar dengan ta’aruf yang syar’i, perbaiki diri dan tingkatkan kualitas ilmu, iman, akhlak dan takwa maka kita akan mendapat pasangan yang baik. Allah Ta’ala berfirman,</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">“Wanita-wanita yang keji untuk laki-laki yang keji. Dan laki-laki yang keji untuk wanita-wanita yang keji pula. Wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik. Dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik pula.” (QS. An Nur: 26)</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Disempurnakan di Lombok, pulau seribu masjid</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">6 Shafar 1432 H, Bertepatan 31 Desember 2011</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Penyusun: Raehanul Bahraen</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Artikel http//muslimafiyah.com</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Sumber : http://www.facebook.com/photo.php?fbid=4601488678688&set=a.2829224573193.2118078.1336458810&type=1&ref=nf </span>rizkihttp://www.blogger.com/profile/05542932377585021292noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7937422980652991558.post-40070935550700658982013-01-21T06:13:00.001+07:002013-12-31T11:10:53.294+07:00 Saat Istri Berkata Kasar Kepada Suaminya Tetapi Bermanis-Manis Dengan Suami Orang Lain<div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><br /><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Saat Istri Berkata Kasar Kepada Suaminya Tetapi Bermanis-Manis Dengan Suami Orang Lain</span><br /><br /><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Ada Satu Fenomena yang aneh di Jawa Barat Saat ini yang Saya temui, terutama kaum Ibu-ibu yang bekerja. Suatu ketika Saya baru saja keluar dari pintu Gerbang salah satu Factory Perusahaan dimana Saya bekerja saat ini, Saat itu Sore Pukul 16.30 Wib, di Pintu Gerbang itu Saya menantikan Jemputan Saya, tak berapa lama datanglah dua orang manusia, Seorang ibu-Ibu usia 40 tahunan menggunakan pakaian Dinas (PNS) Mengajar dianttar menggunakan motor oleh Pria berpakaian Dinas yang sama dan Saya perkiraan Usianya pun Sama. Sang Ibu-Ibu itu dengan mesranya berbicara kepada Sang Pria “Aduh Bapak…Hatur Nuhun….Abdi teh udah ngarepotkeun…hatur nuhun juga makan siangnya, besok mau lagi dong…hehehe.Ohya besok kita berdua jadi ke bogornya”, Sang Pria 40 tahunan ini juga menyambut dengan hangatnya, Saya berfikir diawal mungkin Pria tersebut suaminya, segitu mesra dengan colek-colekanya.</span><br /><a name='more'></a><br /><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Tapi, tak berapa lama datanglah seorang Pria lain dengan sebuah motor, ketika pria yang pertama itu sudah pergi. Sang Ibu-Ibu ini dengan wajah sewotnya dan suara yang Keras dan Kasar kepada laki-laki yang baru datang tersebut “Bapak Teh, Jemput Ummi kok lama banget sich, udahlah Ummi baru pulang, capek, habis lembur di Sekolah, ada meeting sampe sore”. Akhirnya Saya tahu bahwa yang dikasari barusan itu adalah suaminya, padahal Saya melihat dengan mata kepala Saya sendiri bahwa Suaminya yang barusan menjemput tidak terlambat di Jalan Persimpangan Pintu Gerbang Pabrik. Betapa kasarnya dia memberlakukan suaminya.</span><br /><br /><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Sebuah Fenomena Istri-Istri yang berlembut-lembut, berkata manis dan mesra kepada suami orang lain atau kepada Pria lain tetapi kepada suaminya sendiri berkata kasar, judes dan seakan-akan merendahkan, Apalagi terlihat di kisah nyata diatas Suami sang Ibu-Ibu tersebut bukanlan PNS sebagaimana istrinya, tentunya memiliki Gaji lebih besar darinya. Potensi seperti inilah kekacauan rumah tangga terjadi, Perselingkuhan, Pembunuhan, dan yang lainya terjadi.</span><br /><br /><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Semoga Allah melindungi Kita Semua dari Kondisi-Kondisi Seperti ini. Aamiin ...</span><br /><br /><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Hanya Istri yang Beriman, Bisa Dijadikan Teman, Dalam TIap Kesusahan Selalu Jadi Hiburan, Hanya Istri yang Shalihah yang Punya Cinta Sejati, Dari Hidup Sampai Mati…..Bahkan Sampai Hidup Lagi (Rhoma Irama)</span><br /><br /><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">(repost from:Assyarkhan)</span>rizkihttp://www.blogger.com/profile/05542932377585021292noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7937422980652991558.post-82524861813485701232013-01-18T19:30:00.002+07:002013-12-31T11:12:20.950+07:00Sebuah Kisah<br />
<br />
<br />
<br />
Syaikh Zamil Zainu pernah bercerita padaku tatkala beliau ingin menikahkan putrinya dengan salah satu saudara kami di Yordania. <br />
<br />
<br />
Katanya : Ketika saya di masjid, maka saya duduk di bagian belakang untuk melihat shalatnya para pemuda sehingga saya memusatkan perhatian kepada seorang pemuda yang paling baik<br />
<br />
shalatnya, paling khusyu' dan lama berdirinya. <br />
<br />
<br />
Kemudian saya mencari lagi pada shalat shubuh dan Isya' sehingga saya menemukan seorang pemuda yang rajin dan tidak malas. Lalu saya mendatangi pemuda tersebut dan bertanya padanya : <br />
<br />
<br />
"Apakah anda sudah menikah ?" Jawabanya : "Belum". <br />
<br />
<br />
Saya bertanya lagi : "Maukah engkau saya nikahkan dengan putriku ?" Jawabnya : "Subhanallah, siapa yang tidak mau ?!" Akhirnya saya menikahkannya dengan putriku.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Demikianlah selayaknya yang dilakukan oleh para orang tua.<br />
<br />
<br />
<br />
Sumber : http://www.facebook.com/ayomenikah/posts/517117328319903rizkihttp://www.blogger.com/profile/05542932377585021292noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7937422980652991558.post-3343586921472459022013-01-18T19:28:00.001+07:002013-12-31T11:14:44.619+07:00Resep Berumah Tangga<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /> </span><br />
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj55MU6_-Ln7E26eikLvAXvaJ5fXkBFlAI4WSY9D342dEm0EChwuSjrYmunwra0VO8EiHTsW6M-oB5JJwSJXYNAFhmRRv0mfkP4TozcVOB0RYgILRNW5LeMiPHBZMSNpDKC9mhJsXimecg/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj55MU6_-Ln7E26eikLvAXvaJ5fXkBFlAI4WSY9D342dEm0EChwuSjrYmunwra0VO8EiHTsW6M-oB5JJwSJXYNAFhmRRv0mfkP4TozcVOB0RYgILRNW5LeMiPHBZMSNpDKC9mhJsXimecg/s1600/images.jpg" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> Resep Berumah Tangga</span><br /><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> Tantangan bagi para suami: siapakah dr anda yg merasa dirinya seorang bangsawan yg berdarah biru, tampan, penyayang, pandai, cekatan, berilmu, berkantong tebal, dermawan, rajin ibadah, dan ringan tangan kpd semua orang, segala kebaikan ada pada diri anda?</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> " تَجِدُونَ النَّاسَ كَإِبِلٍ مِائَةٍ، لَا يَجِدُ الرَّجُلُ فِيهَا رَاحِلَةً " </span><br /><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Kalian akan dapatkan masyarakat bagaikan perkumpulan seratus onta, hampir- hampir dari keseratus onta tsb engkau tdk mendapatkan seekorpun yg layak menjadi onta tunggangan.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> ( Ahmad dll)<br /><br />Tantangan pula bagi para istri: siapakah dari anda yg merasa bahwa dirinya bak seorang bidadari,</span><br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"> cantik jelita, putih kulitnya, semampai tubuhnya, lembut perangainya, menawan perangainya, penyayang, pandai mendidik anaknya, mahir memasak, mengurus rumah, cerdas nalarnya, cekatan kerjanya, rajin ibadahnya, supel dlm pergaulan, lembut tutur katanya, seakan tiada kekurangan sedikitpun padanya?</span><br />
<br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">فَإِن كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا</span></div>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Bila engkau membenci mereka, bisa jadi engkau benci karena suatu hal padanya (istrimu) namun Allah pastilah menjadikan pada mereka banyak kebaikan.<br /><br />Karena itu, wahai para suami dan istri, bl anda menemukan hal2 yg buruk pada pasangan anda, anda marah, suntuk, dan cemberut karenanya, maka segera ingat berbagai kebikan yg ada padanya, niscaya cemberut anda segera berubah menjadi senyum dan cinta. TIDAK PERCAYA, SILAHKAN COBA RESEP MANJUR BERUMAH TANGGA INI.<br /><br /><br /><br />Sumber : http://www.facebook.com/muhammadarifin.badri/posts/595327927151393</span>rizkihttp://www.blogger.com/profile/05542932377585021292noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7937422980652991558.post-30992203800870574652013-01-18T19:19:00.000+07:002013-01-18T19:19:57.946+07:00Tentang Hijab..!<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b>
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b>
<b><span style="font-size: large;">Tentang Hijab..!</span></b><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
☆Diceritakan seorang wanita muslimah bercadar berbelanja di supermarket di Perancis.<br />
<br />
Setelah selesai mendapatkan barang2 yg dibutuhkannya, dia segera pergi ke kasir utk membayar. Kebetulan kasir yg ditujunya adalah seorang wanita keturunan Arab yg berpakaian tdk menutup auratnya.<br />
<br />
Kasir tersebut memandang wanita bercadar itu dengan pandangan melecehkan, kemudian dia mulai menghitung nilai barang belanjaan wanita tersebut sambil melemparkannya dg kasar ke atas meja.<br />
<br />
Namun wanita bercadar itu tidak terpengaruh dengan provokasi sang kasir, dia tetap tenang, bahkan sangat tenang, hingga membuat sang kasir semakin geram dan tdk dpt lagi menguasai diri, lalu berkata dengan nada melecehkan, " Kita mempunyai berbagai problem & permasalahan di Perancis dan cadar kamu ini adalah salah satu problem. Kita di sini untuk berbisnis, bukan utk pamer agama maupun sejarah. Kalau kamu mau menjalani agama atau mengenakan cadar, pergilah sana ke negerimu, jalani agamamu sesukamu.<br />
<br />
Wanita bercadar itu berhenti memasukkan barang belanjaannya ke dalam tas, memandang sang kasir, lalu dia membuka cadarnya.<br />
<div>
<a name='more'></a><br /></div>
<div>
Ternyata dia adalah wanita kulit putih, dg sepasang mata biru, lalu dia berkata, "Aku adalah wanita Perancis asli, begitu pula ayah & kakekku. Ini adalah Islam-ku dan ini adalah negeriku. Kalian telah menjual agama kalian, sementara kami membelinya. Subhaanallaah,<br />
<br />
Allah Ta'ala berfirman, artinya, "Sesungguhnya orang2 yang mengatakan, 'Rabb kami adalah Allah', kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka berduka cita." <br />
(QS. Al-Ahqaaf: 13)<br />
*****<br />
<br />
☆ Di ceritakan..!<br />
Di sebuah pasar seorang wanita berjilbab besar lengkap dengan cadarnya lewat di depan wanita penjual sayur, tiba-tiba penjual sayur itu nyeletuk:<br />
''Awas, ada setan lewat!''.<br />
<br />
Merasa tidak enak dengan perkataan ibu tersebut Sang wanita bercadar itu kemudian mendekatinya kemudian bertany:<br />
''Apa yang ibu katakan setan itu adalah saya?''<br />
<br />
Dengan tergagap si penjual sayur tersebut terpaksa menjawab, ''Ya''<br />
<br />
''Benar, saya adalah setan sehingga saya menutup wajah saya. Jika saya menampakkan wajah saya maka suami ibu akan takluk di hadapan saya.'' Kata wanita bercadar tersebut, kemudian membuka penutup wajahnya maka terlihatlah wajahnya yang sangat cantik membuat ibu penjual sayur tercengang.<br />
<br />
(Kisah ini diceritakan oleh seorang ikhwan dimana beliau juga mendengarnya dari<br />
seorang dosen yang mengajar di salah satu fakultas di Universitas Negeri Makassar).<br />
<br />
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda,<br />
''Wanita adalah aurat jika keluar (rumah) maka setan akan menuntunnya.'' (HR.Tirmidzi).<br />
<br />
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Salam telah bersabda : ''Tidaklah aku tinggalkan setelahku fitnah (cobaan) yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada wanita''<br />
(Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim).<br />
<br />
****<br />
☆Ibroh..!<br />
Saudariku, jilbab adalah pakaian yang berfungsi untuk menutupi perhiasan dan keindahan dirimu, agar dia tidak dinikmati oleh sembarang orang. <br />
Ingatkah engkau ketika engkau membeli pakaian di pertokoan, mula-mula engkau melihatnya, memegangnya, mencobanya, lalu ketika kau jatuh cinta kepadanya, engkau akan meminta kepada pemilik toko untuk memberikanmu pakaian serupa yang masih baru dalam segel. <br />
Kenapa demikian? Karena engkau ingin mengenakan pakaian yang baru, bersih dan belum tersentuh oleh tangan-tangan orang lain. Jika demikian sikapmu pada pakaian yang hendak engkau beli, maka bagaimana sikapmu pada dirimu sendiri? Tentu engkau akan lebih memantapkan ‘segel’nya, agar dia tetap ber’nilai jual’ tinggi, bukankah demikian? Saudariku, izinkan aku sedikit mengingatkanmu pada firman Rabb kita ‘Azza wa Jalla berikut ini,<br />
<br />
“Katakanlah kepada wanita-wanita beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak daripadanya.’” <br />
(Qs. An-Nuur: 31)<br />
<br />
Dan firman-Nya,<br />
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka menjulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenali, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Ahzaab: 59)<br />
<br />
Saudariku tercinta, Allah tidak semata-mata menurunkan perintah jilbab kepada kita tanpa ada hikmah dibalik semuanya. Allah telah mensyari’atkan jilbab atas kaum wanita, karena Allah Yang Maha Mengetahui menginginkan supaya kaum wanita mendapatkan kemuliaan dan kesucian di segala aspek kehidupan, baik dia adalah seorang anak, seorang ibu, seorang saudari, seorang bibi, atau pun sebagai seorang individu yang menjadi bagian dari masyarakat. Allah menjadikan jilbab sebagai perangkat untuk melindungi kita dari berbagai “virus” ganas yang merajalela di luar sana.<br />
<br />
Sebagaimana yang pernah disabdakan oleh Abul Qasim Muhammad bin ‘Abdullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang artinya,<br />
<br />
“Wanita itu adalah aurat, jika ia keluar rumah, maka syaithan akan menghiasinya.” <br />
(Hadits shahih. Riwayat Tirmidzi (no. 1173), Ibnu Khuzaimah (III/95) dan ath-Thabrani dalam Mu’jamul Kabiir (no. 10115), dari Shahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhuma)<br />
<br />
Saudariku, berjilbab bukan hanya sebuah identitas bagimu untuk menunjukkan bahwa engkau adalah seorang muslimah. Tetapi jilbab adalah suatu bentuk ketaatanmu kepada Allah Ta’ala, selain shalat, puasa, dan ibadah lain yang telah engkau kerjakan. <br />
Jilbab juga merupakan konsekuensi nyata dari seorang wanita yang menyatakan bahwa dia telah beriman kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. <br />
Selain itu, jilbab juga merupakan lambang kehormatan, kesucian, rasa malu, dan kecemburuan. <br />
Dan semua itu Allah jadikan baik untukmu. <br />
Tidakkah hatimu terketuk dengan kasih sayang Rabb kita yang tiada duanya ini?.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Source : http://www.facebook.com/photo.php?fbid=127019090798750&set=a.104279396406053.10580.100004719788126&type=1&relevant_count=1&ref=nf</div>
</div>
rizkihttp://www.blogger.com/profile/05542932377585021292noreply@blogger.com0